Penyebab Polisi Bunuh Istri karena Tak Tahan Diomelin

Penyebab Polisi Bunuh Istri karena Tak Tahan Diomelin

DEPOK- Kasus pembunuhan yang dilakukan oleh anggota kepolisian terhadap orang dekatnya kembali terjadi. Setelah kasus mutilasi anak di Melawi, Kalimantan Barat (Kalbar), dan penembakan istri di Bekasi, kali ini terjadi di Depok. Anggota Pengamanan Obyek Vital (Obvit) Polresta Depok, Bripka Triyono (37), nekat menghabisi istrinya Ranita Handriani, Minggu (27/3). Perempuan berusia 37 tahun itu pun tewas dengan luka memar di bagian hidung. Suasana sunyi menyelimuti Minggu dini hari (27/3). Seluruh warga Jl Pejuang RT 2 RW 8 Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis, Depok, masih tertidur nyenyak. Matahari pun bersiap menyinari pagi itu. Namun ketenangan itu tidak dialami pasutri Bripka Triyono dan Ranita. Keributan adu mulut terdengar dari dalam rumah Triyono. Cekcok itu terjadi sekitar menjelang subuh. Meski suara keributan tidak terlalu jelas terdengar oleh warga. Cekcok itu pun berlangsung cepat. “Tiba-tiba suasana di kediaman itu kembali sunyi,” kata Ketua RT 02, Waras (57),  kemarin. Minggu sekitar pukul 07.00, Triyono terlihat pergi dari rumah. Triyono pergi untuk bekerja. Ketika Triyono pergi, suasana di kediaman itu masih terlihat sepi. Warga menduga bahwa anggota keluarga lain masih terlelap tidur. Meski demikian, warga tidak merasa aneh dengan situasi di rumah Triyono. Maklum, Triyono selama ini memang jarang sekali bergaul dengan tetangganya. “Keluarga itu memang jarang banget berkomunikasi sama warga lain, dan sangat tertutup,\" ucap Waras. Waras menjelaskan, sekitar pukul 19.00 Triyono dan pembantunya datang ke rumahnya. Triyono bercerita bahwa istrinya tidak bisa dibangunkan. Dia minta Waras melakukan pengecekan. Waras beserta dua anaknya lantas datang ke rumah Triyono. Dia lantas masuk ke kamar korban. Saat berada di dalam, tubuh Ranita telah terbujur kaku dengan kondisi telentang, dan luka memar di bagian hidung. “Ada bercak darah yang keluar di hidungnya itu,\" paparnya. Saat itu Triyono meminta Waras untuk membangunkan korban. Lalu dirinya pun disuruh untuk membersihkan bercak darah. Namun dirinya tidak menggubris suruhan Triyono. Alasan tidak berani. Dan dirinya memutuskan untuk memanggil dokter Riyatno untuk dilakukan dilakukan pemeriksaan.  \"Lalu saya meminta pelaku untuk memberitahukan keluarga korban untuk datang,\" terang Waras. Dengan didampingi oleh keluarga korban pemeriksaan dilakukan. Ternyata Ratnita telah meninggal dunia.  Menemukan adanya keganjilan pihak keluarga korban meminta untuk melakukan otopsi. Yakni sekitar pukul 20.30, jasad dibawa ke RS Polri Kramat Jati untuk dilakukan otopsi. Lalu tidak lama kemudian anggota kepolisian datang, dan membawa Triyono untuk diperiksa. Hasil dari otopsi itu ternyata Ratnita tewas akibat dibunuh. Yakni terjadi luka memar di bagian pipi kanan dan hidung korban. Diduga luka itu diakibatkan dari pukulan yang diberikan oleh pelaku. Perbuatan itu pun diakui oleh Triyono. \"Pelaku mengaku tega membunuh istrinya karena masalah pribadi internal keluarga. Yakni pelaku sering dimarahi oleh korban,\" kata Kapolresta Depok Kombespol Dwiyono. Pihaknya tak hanya mengamankan Triyono, tapi juga seseorang bernama Mamat. Dia merupakan teman Triyono yang diduga membantu pembunuhan itu. \"Dan saat ini kita sedang melakukan pemeriksaan lebih dalam, terkait keterlibatan Mamat,\" kata Dwiyono. Beberapa barang bukti telah diamankan. Di antaranya bantal dan pakaian korban. Dari pantauan Jawa Pos (Radar Cirebon Group), kediaman korban dalam keadaan sepi. Menurut informasi yang didapat, seluruh keluarga berada di kediaman adik korban di kawasan Beji, Depok. Di lokasi, hanya terlihat dua karangan bunga turut berduka cita. Tidak ada garis polisi. Dengan kondisi itu warga berinisiatif menutup pagar rumah itu. (ian/agm)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: