Ditakuti Ada Ular, Wanita Itu Akhirnya Keluar

Ditakuti Ada Ular, Wanita Itu Akhirnya Keluar

CIREBON- Meskipun bertubuh agak gemuk, tapi jangan ditanya soal larinya. Beberapa petugas Satpol PP pun dibuat kerepotan. Ya, wanita yang dikejar itu lolos dan bersembunyi di semak-semak di Jl Sukalila, Kota Cirebon, Selasa (29/3). Berinisial AT (37), dia diduga sedang mencari para pria hidung belang. Semuladia terlihat sedang mangkal di pinggir Jl Sukalila. Meskipun di bawah guyuran hujan, AT tidak bergeming. Dia tetap fokus di Jl Sukalila. Saking fokusnya, AT rupanya tidak sadar saat mobil Satpol PP melintas di depannya. Saat mobil berhenti, AT baru sadar sedang ada razia. Sambil melepaskan sandal yang ia kenakan, AT pun berlari sekuat tenaga. Dia kabur dari kepungan anggota Satpol PP. Melihat AT sudah berlari jauh dan masuk ke semak-semak, anggota Satpol PP pun tak mau kalah. Meskipun AT sempat mencuri start, anggota Satpol PP tak patah semangat. AT pun terus dikejar. Tapi, petugas sempat kehilangan jejak saat AT berlari ke arah semak dan sersembunyi. Rasa gatal, duri, bahkan binatang berbisa pun sudah tak ia perdulikan lagi. Tujuan AT adalah bisa lolos dari sergapan Satpol PO. Tapi ibarat pepatah ‘sepandai-pandainya tupai melompat, pasti jatuh juga, AT pun nyerah juga. Dia nyerah setelah petugas dan menakut-nakutinya soal banyak ular dan hewan berbisa lainnya. AT pun galau. Daripada celaka digigit ular, mending menyerah. Dengan wajah pucat dan sedikit ketakutan, ia keluar dari persembunyian. AT pun kemudian dibawa ke mobil Satpol PP untuk selanjutnya dibawa ke kantor untuk didata dan diperiksa. AT sendiri mengaku baru keluar. Dia sebelumnya belum pernah kena razia serupa. AT mengaku kapok dan tidak akan lagi turun ke jalan mencari nafkah dengan cara terlarang. “Saya kapok, gak lagi-lagi. Apalagi rumah saya dekat sini. Saya juga baru keluar, tadinya mau nungguin teman,” ujar AT. Sementara itu Kasi PPNS Satpol PP Kota Cirebon Drs Ahmad Nadirin mengatakan AT dikembalikan kepada pihak keluarga. Pihaknya menganggap AT masih bisa dibina dan belum waktunya diserahkan ke dinas sosial. “Kita berikan pembinaan dan kita serahkan ke pihak keluarga untuk bersama-sama melakukan pengawasan,” tutur Ahmad Nadirin. (dri)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: