Jawa Pos Terbanyak Dibaca Anak Muda
JAKARTA - Jawa Pos (Grup Radar Cirebon) mengukuhkan diri sebagai koran anak muda. Dalam puncak perhelatan Hari Pers Nasional (HPN) 2012, koran ini meraih penghargaan sebagai media cetak yang paling banyak dibaca anak muda. Penghargaan itu diberikan langsung oleh Ketua Dewan Pers Bagir Manan kepada Pemimpin Redaksi Jawa Pos Leak Kustiya di Wisma Antara, Jakarta, kemarin. Penghargaan ini menambah gelar untuk kategori yang sama. Sebelumnya, pengakuan diberikan oleh World Association of Newspaper and News Publisher (WAN-IFRA) dai Wina, Austria, Oktober tahun lalu. Saat itu Jawa Pos dinobatkan sebagai World Young Reader Newspaper of The Year. Selain Jawa Pos, satu penghargaan lainnya diberikan kepada Banjarmasin Post sebagai koran dengan desain terbaik. Award perseorangan jatuh ke M Irfan, fotografer Media Indonesia yang memergoki anggota DPR Arifinto saat membuka film porno dalam sidang paripurna. “Penghargaan pada HPN ini menyemangati kami untuk terus melakukan akselerasi agar karya-karya jurnalistik Jawa Pos senantiasa searah dengan kebutuhan pembaca masa kini,” ujar Leak Kustiya kemarin. Penghargaan tersebut secara otomatis mengakui bahwa rubrik-rubrik yang ada di Jawa Pos, digemari anak muda. Rubrik seperti DetEksi sukses meregenerasi pembaca sehingga anak muda tidak meninggalkan koran. “Terbukti, Jawa Pos menjadi yang paling banyak dibaca anak muda,” kata Bagir Manan. Dewan Pers juga memberikan penghargaan terhadap 44 tokoh pers. Mereka yang dinilai memiliki jasa dalam pengembangan dunia pers itu mendapat Press Card Number One (PCNO). Bagir berharap agar kemerdekaan pers seperti sekarang membawa satu misi utama. Yakni, tetap fokus pada peningkatan kesejahteraan rakyat Indonesia. “Pers harus bisa menyelesaikan yang salah. Jangan sampai ikut terlibat dalam kesalahan,” pesannya. Untuk menjaga independensi, mantan ketua Mahkamah Agung (MA) itu tidak mempermasalahkan kalau ada media yang style-nya keras. Namun, dia memberi catatan bahwa sikap itu bisa dipertanggungjawabkan dan sesuai dengan prinsip jurnalistik yang sehat. Tidak sekadar untuk menakuti atau meraih keuntungan tersendiri. (dim/ca)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: