Dinkes Belum Bertindak

Dinkes Belum Bertindak

Bocah Penderita Radang Otak Tak Dapat Jamkesmas KUNINGAN- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kuningan belum turun tangan menangani bocah penderita radang otak, Ahmad Rifai (4). Hingga kemarin (6/3), Ahmad masih menjalani pengobatan atas bantuan H Yogi Tyandaru, pemilik Fajar Grup. Meski berasal dari keluarga kurang mampu, tapi Ahmad tak mendapatkan Jamkesmas saat berobat. Pihak keluarga sudah berupaya agar Ahmad mendapat perawatan menggunakan Jamkesmas, tapi hingga kini surat “sakti” itu tak kunjung diterima. Pagi kemarin Ahmad Rifai dibawa berobat ke Dr Eki, salah seorang dokter anak di Apotek Akrab Kuningan. Ahmad datang bersama ayahnya, Sulaeman, dan sang nenek Satinah. Turut mendampingi mereka adalah H Yogi Tyandaru. Selama lebih dari 15 menit dokter memeriksa Ahmad. Hasilnya, kata Yogi, dokter menyebutkan bahwa Ahmad mengalami meningitis atau radang otak yang disebabkan oleh virus TBC. Ia bisa sembuh asalkan dilakukan pengobatan rutin selama 1 tahun. Dokter mengingatkan agar Ahmad rutin berobat sesuai jadwal yang sudah ditetapkan. “Untuk saat ini dan  setahun ke depan, akan konsen berobat ke sini (Dr Eki). Ini langkah yang tebaik dari pada dirawat di rumah sakit,” tutur Yogi kepada Radar. Yogi juga berharap Ahmad akan berangsur pulih atau setidaknya tidak koma seperti pernah dialaminya selama 27 hari. Masih menurut Yogi, masalah Ahmad harus menjadi tanggung jawab semua pihak, terutama pemerintah. “Apalagi mereka berasal dari keluarga kurang mampu. Sebelumnya keluarganya juga berusaha mendapatkan Jamkesmas dari pemerintah, namun ternyata tidak berhasil. Ini nih yang harus menjadi perhatian, kenapa keluarga kurang mampu kesulitan mendapatkan Jamkesman,” ujar Yogi. Sementara Sulaeman yang ditemui saat menggendong Ahmad, menceritakan, anaknya sempat kejang-kejang hingga sempat tak sadarkan diri. “Saya hanya bisa pasrah dengan keadaan ini, mudah-mudahan Ahmad cepat sembuh,” ujar pria yang terpaska meliburkan diri dari kerja kuli bangunan ini. Ia pun berharap pemerintah bisa membantu pengobatan anaknya. Dia mengaku bersyukur karena ada dermawan yang mau membiayai pengobatan Ahmad. Sementara Kepala Dinkes dr Hj Titin Suhartini belum memberikan keterangan terkait persoalan ini. Koran ini yang beberapa kali menyambangi kantor Dinkes, tak bisa menemui Hj Titin Suhartini. “Ibu Kadis sedang ada rapat, jadi tidak bisa diganggu. Beliau juga sedang sertijab,” ujar seorang sekpri kepada Radar. Koran ini juga sempat mencoba menghubungi nomor ponsel Hj Titin, namun ternyata tidak aktif. Begitu juga pesan singkat yang dikirim, tidak ada jawaban. Ahmad Rifai, anak pasangan Sulaeman (25) dan Mumuh (25), warga Desa/Kecamatan Jalaksana, ini sempat koma selama 27 hari akibat sakitnya itu. Setiap hari, dia hanya minum susu sebagai pengganti makanan. Tiap 3,5 jam, orang tuanya dan kerabat lainnya bergantian mamasukkan susu ke tubuh Ahmad Rifai melalui selang yang dipasang lewat hidung. Satinah, nenek Ahmad, menceritkan, panyakit yang menyerang cucunya itu terjadi akhir Desember 2011 lalu. Saat itu badan Ahmad tiba-tiba panas. Setelah dibawa ke dokter, disebutkan bahwa Ahmad hanya demam biasa. Tapi sehari setelah sembuh, lanjut Satinah, cucunya kembali sakit panas dan dibarengi dengan pingsan secara tiba-tiba. Untuk memastikan penyakit yang diderita, pihak keluarga membawa Ahmad ke sebuah rumah sakit di Cigugur. Pihak keluarga kemudian mendapat kabar dari dokter bahwa Ahmad terkena radang otak. Ahmad lantas dirawat di Cigugur selama empat hari dalam kondisi koma, kemudian dipindahkan ke RS Wijaya Kusumah, dan lagi-lagi koma 12 selama hari. “Akhirnya kami putuskan untuk bawa pulang. Soalnya uang sudah tidak punya lagi, dan yang utama dokter sudah angkat tangan. Di dua rumah sakit itu uang yang dikeluarkan lebih dari Rp6 juta,” tutur Mumuh, ibu Ahmad. Derita Ahmad rupanya didengar oleh pemilik Fajar Grup, H Yogi Tyandaru. Oleh Yogi, Ahmad dibawa ke RSUD 45 dan dirawat selam 15 hari. Ternyata tidak ada perubahan. (mus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: