Sering Bikin Macet, Pusat Kuliner Ini Mau Dipindahkan
TENGAH TANI - Rencana pemindahan kawasan kuliner Tengah Tani di Desa Battembat yang bakal dipindahkan ke belakang Pasar Batik Trusmi, mendapat signal positif dari pedagang kuliner setempat. Muklas Bakri, Pedagang Raja Empal Gentong mengatakan, pada dasarnya pemindahan kuliner Battembat oleh pemerintah bertujuan baik, untuk kelancaran lalu lintas. Pasalnya, selama ini, banyak kendaraan yang terparkir di bahu jalan, karena minimnya lahan parkir di kawasan kuliner. \"Ya kita ikutin saja pemerintah. Karena ini juga untuk menyelesaikan permasalahan lalu lintas di Tengah Tani yang rawan macet,\" ucapnya kepada Radar, Kamis (14/4). Dikatakan dia, adanya kemacetan di kawasan kuliner Tengah Tani merupakan tanggung jawab seluruh elemen. Oleh karena itu, pedagang juga proaktif untuk mengurangi tingkat kemacetan di Tengah Tani. Dalam hari libur dan akhir pekan, kawasan kuliner Tengah Tani yang banyak diisi oleh pedagang empal gentong menjadi magnet bagi para wisatawan. Menurut Muklas, dirinya sendiri sebenarnya sudah merencanakan adanya pemindahan ke lokasi lain. Hal itu karena lokasi saat ini, sudah tidak bisa lagi dikembangkan karena keterbatasan tempat dan lahan. \"Ya kita setuju saja, pindah ke lokasi lain karena ada tempat parkir yang luas,\" ucapnya. Di lain sisi, Kepala Dishub Kabupaten Cirebon, Dr Iis Krisnandar mengatakan, selama ini kawasan kuliner kerap menjadi titik macet di jalur pantura. Itu lantaran tidak adanya fasilitas tempat parkir, sehingga kendaraan parkir di bahu jalan. Padahal Dishub Kabupaten Cirebon sendiri sudah memasang rambu-rambu dilarang parkir di area itu. Namun, kendaraan yang ingin menikmati kuliner tetap saja terparkir di bahu jalan. \"Kita sebenarnya sudah berupaya memasang rambu dilarang parkir, untuk memaksimalkan lalu lintas di jalur Tengah Tani,\" ucapnya kepada Radar, Kamis (14/4). Menurutnya, jalan pantura Tengah Tani itu merupakan lokasi tidak boleh parkir. Jalur itu hanya digunakan untuk lalu lintas kendaraan. Maka dari itu, pihaknya sangat mendukung apabila ada rencana kawasan kuliner dipindahkan ke satu kawasan yang memiliki lahan parkir yang luas. \"Opsinya kan dua, pertama pemilik kuliner yang ada di Tengah Tani itu menyiapkan lahan parkir sendiri dan itu sangat tidak mungkin. Opsi kedua ya memang kawasan kuliner dipindahkan ke kawasan yang memiliki lahan parkir yang luas,\" jelasnya. Sebab, saat menikmati kuliner, kendaraan cukup lama terparkir, sehingga membuat jalur menjadi terhambat. Kasi Terminal dan Parkir Dishub Kabupaten Cirebon, Tatang Kosasih kepada Radar mengatakan, pihaknya saat ini sangat kesulitan menertibkan parkir di kawasan kuliner Battembat yang sering menimbulkan kemacetan. “Memang kalau di situ (kawasan kuliner Battembat, red) kita sangat sulit untuk menertibkan,” ujar Tatang. Pihaknya sudah mengambil beberapa langkah agar tidak ada parkir di kawasan kuliner Battembat. “Sudah kita lakukan tindakan. Seperti memasang rambu-rambu lalu lintas tentang larangan parkir di situ. Bahkan kami sampai menginstruksikan petugas parkir untuk tidak memungut uang parkir. Kalaupun sekarang ada yang mungut uang parker, berarti itu illegal,” ujar Tatang. Ketika ditanya tentang tindakan tegas Dishub untuk mengempeskan ban kendaraan yang membandel parkir, Tatang mengatakan pihaknya belum ada wacana seperti itu. “Kita belum sampai kayak di Jakarta, belum ada wacana seperti itu,” ungkapnya. Camat Tengah Tani, Siti Tsamrotul Fuad mengaku sedikit berat ketika kawasan kuliner Tengah Tani dipindahkan. Pasalnya, kawasan kuliner Tengah Tani ini menjadi potensi yang berada di wilayahnya. Namun karena melihat kepentingan yang lebih besar, pihaknya akan mendukung pemindahan tersebut. \"Memang baru wacana, itu untuk mengurai kemacetan. Kalau kita ingin tetap ada di Tengah Tani. Tapi lahan parkirnya memang terbatas. Kalau memang merugikan kepentingan umum memang harus dipindahkan,\" terangnya. (jml/den)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: