Everton v Manchester United, Trofi untuk Sang Jendral

Everton v Manchester United, Trofi untuk Sang Jendral

LONDON – Louis van Gaal itu jenderal. Karakternya yang tegas dan berani berkonflik dengan siapa pun yang membuat Van Gaal lekat dengan julukan The Tulip General atau Jenderal Tulip. Namun sang jenderal sekarang sedang butuh pijakan supaya langkahnya kembali tegap. Dan, pijakan terakhirnya musim ini sudah terbentang di Wembley, London, pada malam nanti. Jenderal Tulip akan memimpin pasukan Manchester United-nya untuk mengalahkan Everton dalam semifinal Piala FA 2015-2016 (siaran langsung SCTV pukul 23.00 WIB). \'\'Penting atau tidak bukan saya yang menilainya. Saya hanya akan melakukan yang terbaik,\'\' ujar Van Gaal dalam wawancaranya di situs resmi klub. Van Gaal memang harus melakukan yang terbaik. Karena, mengalahkan Everton ini bisa jadi kunci Setan Merah mengakhiri paceklik juara selepas era Sir Alex Ferguson tiga musim silam. Di atas kertas, Crystal Palace dan Watford sebagai dua calon lawan di final tidak akan jadi ganjalan besar. Bukan hanya mengakhiri paceklik gelar. Trofi Piala FA bisa menjadi pembuktian tangan besinya sebagai jenderal di kamar ganti United bisa bertaji. Catat, United untuk kali terakhir memenangi trofi pada Community Shield 2013 di era David Moyes. Tapi, Moyes mendapatkannya dengan skuad warisan Sir Alex. Tidak seperti Jenderal Tulip yang menyusun kekuatannya sendiri. Jika dirata-rata, dari 28 pasukan United musim ini lebih dari 67 persennya buah dari rancangan Jenderal Tulip. Atau sekitar 19 pemain. Sisanya? Enam pemain yang sudah bermain untuk United di era Sir Alex, dan tiga lainnya sejak era Moyes. Dari perkiraan starter laga ini misalnya. Tujuh dari 11 pemain merupakan produk warisan sang jenderal. Sebut saja Juan Mata, Daley Blind, Morgan Schneiderlin, Jesse Lingard, Timothy Fosu-Mensah, Anthony Martial, dan Marcus Rashford. \'\'Yang  jelas kami lebih baik dari musim lalu,\'\' klaimnya. \'\'Musim lalu kami hanya sampai di perempat final, sekarang kami bisa menapak ke semifinal. Yang ada di benak kami sekarang ini adalah bertahan dalam perburuan top four Premier League, dan memenangi Piala FA. Itu target kami,\'\' sebut pelatih yang per bulan ini resmi melewati Moyes persentase menangnya dengan 51 persen itu. Sempurnanya dua pekan terakhir di bulan April ini akan dijadikan Wayne Rooney dkk sebagai bekal. United tidak terkalahkan dalam tiga laga terakhir di semua ajang. Di Piala FA mengalahkan West Ham 2-1 pada replay putaran 6 (14/4). Lalu, Aston Villa dan Crystal Palace disikat masing-masing dengan 1-0 (16/4) dan 2-0 (21/4). Dari sisi defense-nya, dua kali cleansheet menjadi nilai plus. Sedangkan, dari sisi serangan, performa menyerang United sedang on fire. Statistik Whoscored mencatat, di sisi efektivitas serangan yang dibangun oleh Mata, Rooney, Martial dan Rashford makin menakutkan. Efektifitas sampai 62,5 persen di balik kemenangan atas Palace kemarin jadi yang tergarang musim ini. \'\'Kabar gembiranya, satu per satu rekan-rekan kami sudah kembali dari cedera. Dengan komposisi yang semakin fit, maka pelatih bisa menentukan strategi apa yang dia inginkan Sabtu nanti,\'\' harap bek Chris Smalling kepada MUTV. Smalling jadi satu di antara penggawa United yang comeback dari cedera. Selain Smalling, juga ada Antonio Valencia dan Rooney yang sudah berkontribusi dalam dua laga terakhir United setelah absen karena cedera. United masih menantikan kesembuhan Bastian Schweinsteiger, Luke Shaw dan Phil Jones dari cedera. Peran Rooney yang kembali menjadi sorotan. Top scorer Timnas Inggris dengan 51 gol itu kembali terbuang dari posisi biasanya di United, center forward. Posisi itu lagi-lagi diberikan Van Gaal kepada wonderkid Rashford. Seperti laga lawan Crystal Palace, Rooney kembali dimainkan sebagai attacking midfielder dalam formasi 4-1-4-1. Dibandingkan saat memulai peran itu melawan Villa, Rooney semakin meledak di penampilan keduanya sebagai attacking midfielder. Dari hanya 52 sentuhan, Rooney pun bisa mencatatkan 83 sentuhan melawan Palace. Bahkan, Rooney juga efektif dalam hal membantu Rashford membuat peluang gol. Itulah yang harus diwaspadai defense Everton. Kembalinya Phil Jagielka dalam komposisi bek tengahnya sedikit melegakan Roberto Martinez sebagai pelatih Everton. Setidaknya bisa mereduksi peluang terulangnya banjir gol seperti saat mereka dihajar 4-0 Liverpool dalam Derby Merseyside, Kamis dini hari kemarin WIB (21/4). \'\'Kami sudah melupakan pembantaian itu. Fokus kami sekarang murni hanya demi membuka peluang meloloskan diri dari semifinal Piala FA,\'\' koar Martinez, sebagaimana dikutip dari BBC. The Toffees –julukan Everton– sudah tujuh edisi belum berhasil juga kembali ke final setelah menjadi runner-up 2008-2009. Martinez tidak perlu khawatir dengan defense-nya. Pasalnya di balik bobroknya defense Everton di antara jajaran top ten Premier League, di Piala FA semua berbalik 180 derajat. Ya, Everton sepanjang Piala FA musim ini belum pernah kebobolan sebiji gol pun. Chelsea menjadi lawan sesama Premier League terakhir yang dibuat kesulitan di dalam menjebol gawang Joel Robles. \'\'Wembley akan kami datangi dengan penuh rasa percaya diri. Kami pasti bisa mengalahkan klub sekuat apa pun asalkan terus kompak,\'\' koar pelatih berkebangsaan Spanyol itu. (ren)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: