Ini 5 Orang Kaya Asia Tenggara Pemilik Klub Bola Eropa

Ini 5 Orang Kaya Asia Tenggara  Pemilik Klub Bola Eropa

DEWASA ini, sepak bola bisa dibilang bukan lagi murni permainan, melainkan sudah masuk ke ranah bisnis. Beberapa klub Eropa mulai melirik pengusaha asing yang termasuk dari Asia Tenggara. Investor asing merupakan angin segar untuk perindustrian sepak bola. Mereka datang dengan uangnya, mengelola klub menjadi lebih profesional. Bahkan, bisa dibilang para pengusaha ini merupakan sosok sukses di balik kecemerlangan klub. Tak ketinggalan, beberapa pengusaha Asia Tenggara juga ikut andil dalam perkembangan bisnis sepak bola ini. Lima pengusaha Asia Tenggara yang memiliki klub di Eropa: http://www.jerseysforsale2017.co/ Erick Thohir (Inter Milan) Pada November 2013, pengusaha Indonesia ini sukses menguasai saham mayoritas milik klub Serie-A, Internazionale Milan. Melalui negosiasi yang alot selama dua bulan, dia sukses menguasai 70 persen kepemilikan saham dari Massimo Moratti. Bersama dua rekannya, Rosan Roeslani dan Handy Soetedjo, Erick Thohir membeli Inter seharga 340 juta US Dollar atau sekitar Rp3,8 triliun. Nilai keseluruhan saham Inter Milan sendiri saat ini adalah 480 juta US$ atau kira-kira Rp5,4 triliun.   Vichai Srivaddhanaprabha (Leicester City) Pebisnis asal Thailand ini bisa dibilang sedang disorot dalam beberapa waktu belakangan. Bukan tanpa alasan, klubnya, Leicester City kini tengah menjalani musim terbaiknya di Premier League. Datang pada 2011 lalu, Vichai bisa dibilang cukup bertaruh. Pasalnya, dia membeli Leicester kala masih bermain di Football League Championship. Namun, saat promosi ke Premier League 2014 lalu, dia cukup telaten mengelola klubnya. Mulai dari menunjuk Claudio Ranieri semusim kemudian, buah hasil kerasnya mulai terlihat. Kini, dia menikmati hasil dan bakal klimaks bila Leicester sukses juara Premier League di penghujung musim ini.   Peter Lim (Valencia) Pengusaha asal Singapura ini memiliki saham 70,4 persen bersama Valencia. Dia datang pada 2014 lalu dan timnya sukses finish di posisi keempat Divisi Primera pada ujung musim. Kendati demikian, cobaan untuk Lim cukup besar pada musim ini. Memecat Nuno Espirito dan menunjuk Gary Neville, klubnya tak kunjung membaik. Hingga akhirnya dia kembali memecat Neville pada 31 Maret lalu. Valencia sendiri saat ini masih terpaku di posisi sembilan klasemen Divisi Primera.   Tony Fernandes (Queens Park Rangers) Pengusaha asal Malaysia ini menguasai 66 persen saham di QPR setelah membelinya dari bos F1, Bernie Ecclestone pada 2011. Namun, di bawah kendalinya, QPR bisa dibilang memiliki performa menurun. Setelah dipromosikan Ecclestone musim 2011 ke Premier League, kini QPR harus kembali ke Divisi Championship.     Vincent Tan (Cardiff City) Pada 2010, pengusaha asal Malaysia ini memutuskan untuk membeli klub Divisi Championship, Cardiff City. Bersama rekannya, Chan Tien Ghee dia bertekad untuk mempromosikan Cardiff ke Premier League. Tak lama kemudian, Tan membeli saham mayoritas, yakni 51 persen dari rekannya itu. Hasilnya cukup instan, pada 2013, Cardiff sukses promosi ke Premier League. Namun, eksistensinya hanya bertahan semusim saja lantaran kembali terdegradasi. (ies/JPG)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: