Cimahi-Luragung Putus

Cimahi-Luragung Putus

\"\" Ratusan Warga Bangun Jalan Darurat CIMAHI- Gerusan air sungai Cisanggarung membuat ruas jalan antara Desa Cikeisal dan Desa Kananga, Kecamatan Cimahi ambruk, kemarin (11/3), sekitar pukul 3.00. Akibatnya akses jalan Cimahi-Luragung putus total. Ancaman gerusan air sebenarnya sudah terjadi cukup lama. Tembok penahan tebing sungai sudah keropos, bahkan ambruk terlebih dulu. Lama dibiarkan, akhirnya air terus menggerus tanah pinggiran jalan. Itupun mungkin masih dianggap belum berbahaya, sehingga tidak segera mendapat antisipasi dari pemerintah daerah. Sampai akhirnya air sungai meluap hingga 4 meteran ke jalan. Tanah yang sudah mengeropos tak kuat lagi menahan amukan air. Tanah pun ambrol hingga mengakibatkan badan jalan beraspal hotmik itu ikut ambruk.  Hampir seluruh badan jalan berstatus jalan kabupaten itu hilang. Meski tidak ada korban dari pengguna jalan, tetapi kondisinya sangat parah. Jalan ambruk sepanjang 30 meteran. Kendaraan roda empat sama sekali tidak bisa melintasi jalan utama tersebut. Sedangkan roda dua masih bisa melewati, tapi harus berhati-hati. Peristiwa itu cukup membuat warga Kecamatan Cimahi frustasi. Sebab aktivitas keseharian mereka terpaksa harus distop, terlebih aktivitas ekonomi. Puluhan petani  dibuat khawatir, karena lahan pesawahan mereka di sepanjang jalur pinggiran sungai Cisanggarung terancam hilang. Apalagi beberapa petak sawah sudah mulai ikut ambruk. Adapun lahan pesawahan lain masih dalam gerusan. Untuk jalan, mungkin dari pada menunggu pemulihan lama dari pemerintah daerah, pagi sekitar pukul 6.30, sedikitnya 200 warga terjun untuk melakukan perbaikan sementara. Warga ramai-ramai mengumpulkan karung untuk kemudian diisi pasir, sebagian lagi membuat potongan bambu untuk patok pemagar. Ratusan karung berisi pasir ditata sedemikian rupa, lalu dipatok supaya kuat. Setelah itu, lobangnya ditimbun oleh tanah hingga benar-benar padat. “Kita sudah lakukan tanggap darurat. Sekitar 200 masyarakat melakukan gerakan membuat jalan darurat dengan menggunakan karung berisi tanah dan pasir serta pematokan dengan menggunakan bambu,” ungkap Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kuningan, Drs Hidayat Mumin, saat dikonfirmasi Radar.(tat)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: