Louis Van Gaal, Bukan Saatnya Berkata Aman
LONDON – Hanya selangkah lagi Louis van Gaal merebut kejayaan pertamanya di daratan Inggris. Dini hari kemarin WIB (24/4), Manchester United mengalahkan Everton 2-1 dalam semifinal Piala FA di Wembley Stadium, London. Seharusnya, Van Gaal boleh sombong dan berkata posisinya aman dari pemecatan. Kalau melihat calon lawannya di final 21 Mei mendatang, peluang pelatih berusia 64 tahun itu memberi trofi pertamanya bagi United terbuka lebar. United “cuma” menghadapi klub seperti Crystal Palace. Hanya, Van Gaal menganggap trofi Piala FA tidak bisa dijadikan sebagai kuncinya dalam mengamankan posisi di klub berjuluk Setan Merah tersebut. \'\'Mungkin bagus bagi saya, tapi tidak bagus bagi petinggi klub. Kalau kalian tanya apa yang saya inginkan, ya saya ingin bertahan,\'\' lanjutnya. Terlepas dari seberapa besar arti trofi Piala FA untuk menjaga kursi Van Gaal agar tidak hilang, performa dari Wayne Rooney dkk kemarin sudah cukup membuatnya puas. Terutama keberhasilan pemainnya memastikan kemenangan dalam menit-menit terakhir laga. Gol Anthony Martial pada menit kedua injury time menjadi penentu jalan kembali United ke final Piala FA setelah menunggu sembilan tahun lamanya. Sebelum gol itu, 34 babak pertama baru dimulai United sudah leading melalui gol mantan pemain pujaan di Goodison Park, Marouane Fellaini. Gol bunuh diri Chris Smalling menit ke-76 sedikit menahan nafas Van Gaal. Tapi, untungnya pada jeda babak pertama mantan pelatih Barcelona itu membisikkan nasihat ke telinga Martial. \'\'Tendanglah bola lebih rendah dan dekat dengan tanah ke sisi sudut,\'\' begitu wejangan Van Gaal. Benar saja, gol Martial terjadi via tendangan yang menyusur tanah dan mengarah ke pojok kanan gawang Joel Robles. Itu diungkapkan Van Gaal dalam konferensi persnya pasca pertandingan. \'\'Dengan situasi yang sama, harusnya dia bisa mencetak gol di babak pertama. Finishing yang fantastis,\'\' puji Van Gaal kepada Martial. Penampilan Martial sendiri memang layak jadi sorotan. Memainkan formasi 4-1-4-1, Van Gaal memainkan winger Prancis tersebut di sayap kiri. Berdasarkan catatan di Whoscored, Martial dominan di sisi tersebut. Dia menjadi pemain terbanyak melakukan key passes dengan empat kali. Lalu, 40 persen akurasi tendangannya jadi catatan terbaik di antara penggawa tim pemilik Old Trafford tersebut. Bukan hanya dari angka-angka. Fakta di lapangan sudah menunjukkan peran pemain berusia 20 tahun tersebut. Sekadar catatan, gol Fellaini juga hasil dari kreasinya. Gol itu memberi Fellaini anti déjà vu. Pada semifinal Piala FA 2008-2009, Fellaini ikut mengantarkan The Toffees –julukan Everton– melenggang ke final setelah menang adu penalti 4-2 atas United. Sedangkan musim ini, ganti Fellaini dengan kostum United yang menyingkirkan Everton dari semifinal Piala FA. \'\'Yang terpenting, saya kembali ke final,\'\' katanya, kepada BBC One. (ren)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: