STIBA Invada Kenalkan Budaya Jepang
CIREBON - STIBA Invada Cirebon menggelar workshop pengenalan budaya Jepang Upacara Minum Teh (cha no yu) dan Seni Merangkai Bunga (ikebana), Sabtu (23/4). Acara ini jadi agenda tahunan dengan tema berbeda-beda. Kaprodi Sastra Jepang STIBA Invada Cirebon, Citra Dewi MPd mengatakan, acara ini mendatangkan tujuh orang Jepang yang tergabung dalam perkumpulan minum teh di Jakarta. Sedangkan ikebana diperkenalkan oleh Degai Yoshiko Sensei, yang merupakan Junior Expert Bidang Bahasa Jepang JICA. \"Pesertanya adalah pengajar Bahasa Jepang wilayah Ciayumajakuning dan mahasiswa STIBA Invada Prodi Sastra Jepang,\" katanya kepada Radar, Senin (25/4). Dikatakan Citra, kegiatan ini memberikan pengalaman baru dalam hal pengenalan budaya Jepang. Pengisi acara workshop mendemonstrasikan materi yang kemudian diikuti setiap peserta. \"Kita juga jadi tahu, upacara teh itu memiliki berbagai macam aliran, sehingga ini bisa menjadi pengalaman baru yang menarik bagi peserta,\" ujarnya. Peserta diajak mencoba langsung membuat teh (macha) dan mengaduknya menggunakan chasen (adukan teh dari bambu). Sebelum membuat teh, peserta diberi kue manis untuk menyeimbangkan rasa teh yang pahit. \"Sehingga ketika prosesi minum teh, rasa tehnya enak,\" ungkapnya. Menurut Citra, meminum teh memiliki banyak filosofi. Salah satunya melatih kesabaran. Sebab teh dibuat dengan beberapa tahapan. \"Ketika orang membuat teh untuk tamu, itu bisa melatih kesabaran bagi si pembuat teh dan yang menunggunya,\" ujarnya. Sedangkan sejarah awalnya, upacara meminum teh dilakukan untuk memperlihatkan cawan atau cangkir yang harganya mahal-mahal. Sehingga ketika upacara minum teh, hal ini menjadi kegiatan yang prestige. \"Untuk sekarang, budaya minum teh itu jadi tradisi yang tidak ada unsur memperlihatkan cawan lagi. Tapi lebih ke menguji kesabaran,\" paparnya. Dari kegiatan ini, Citra berharap bisa menambah pengetahuan budaya Jepang bagi mahasiswa STIBA Invada. Juga, memperkuat motivasi belajar mahasiswa dalam berbahasa Jepang. \"Ini juga salah satu kegiatan Ciayumajakuning Gakai (organisasi perkumpulan guru bahasa Jepang, red) untuk bisa mendatangkan guru-guru dengan harapan bisa menambah wawasan dan disampaikan kepada anak didiknya dalam kegiatan belajar mengajar,\" jelasnya. (nda/adv)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: