Data Dinsosnakertrans, Jumlah Pengangguran Terus Naik

Data Dinsosnakertrans, Jumlah Pengangguran Terus Naik

KESAMBI - Jumlah pengangguran di Kota Cirebon fluktuatif namun cenderung meningkat. Berdasarkan data dari Dinas sosial tenaga kerja dan transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kota Cirebon jumlah penggangguran bisa dilihat dari daftar pencari kerja yang dibuktikan dengan pembuatan kartu kuning (AK-1). \"Jumlahnya naik turun, tapi kecenderungannya belakangan ini naik,\" ungkap Kepala Bidang Pelatihan dan Penempatan Tenaga Kerja, H Bambang Sujatmiko SSos, kepada Radar, Selasa (26/4). Berdasarkan klasifikasi pendidikan, tingkat pengangguran terbuka tertinggi dialami para lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Sarjana. Data per Maret 2016, jumlah pengangguran untuk tingkat SMA ada 591 orang, SMK ada 2.331 orang dan Sarjana ada 4204. \"Sekolah kejuruan ini lulusannya adalah spesialis. Ketika lapangan pekerjaan sesuai dengan keahliannya tidak ada, dia sulit untuk mencari kerja ke sektor lain,” tuturnya. Diungkapkan dia, banyak lulusannya tidak fleksibel. Untuk sarjana sendiri memang tiap tahun jumlah angkatan kerjanya selalu meningkat dan yang membuat kartu Ak-1 juga naik. Ada dua alasan yang menjadi penyebab peningkatan jumlah pengangguran yakni pemutusan hubungan kerja (PHK) serta daya serap yang menurun karena peningkatan jumlah angkatan kerja. \"Kebanyakan karena PHK dan kontraknya tidak diperpanjang. Hal itu terjadi karena terjadi penghematan ongkos produksi, akibat nilai tukar naik, maka ada pengurangan tenaga kerja,\" katanya. Untuk potensi dan struktur lapangan pekerjaan di Kota Cirebon, lanjut Bambang, lebih ke sektor perdagangan dan sektor jasa. Melihat perkembangan dan kemajuan potensi jasa di Kota Cirebon cukup besar, jumlah pencari kerja juga cukup seimbang. “Bisa dikatakan 60 persen bekerja didalam Kota Cirebon dan 40 persen diluar Kota Cirebon,\" terangnya. Sementara untuk menekan dan mengurangi angka pengangguran pihaknya mengklaim telah melakukan berbagai upaya seperti peningkatan kualitas SDM dan kualitas  pelaksanaan pemagangan. Hal itu, sebut Bambang dibuktikan dengan diadakannya pelatihan mengelas yang dilaksanakan oleh BKL Dinsonakertrans, job fair, pelatihan kursus menjahit, bordir, tata rias, tata boga dan lain-lain. Selain diadakan di BLK, pelaksanaan pelatihan juga dilakukan di sejumlah kelurahan dengan mendatangkan instruktur ke kelurahan. Para peserta yang sebagian berstatus pengangguran tersebut selain memperoleh pengetahuan keterampilan juga mendapat bimbingan lanjutan. \"Setelah mendapatkan pelatihan, mereka selanjutnya melaksanakan magang kerja di berbagai tempat sesuai bidang keterampilannya. Bahkan, kami juga menyalurkan mereka ke sejumlah industri dan perusahaan melalui job fair,\" paparnya. Pelatihan ini, tambahnya, merupakan kegiatan rutin yang digelar oleh Dinsosnakertrans untuk seluruh warga usia produktif dan diutamakan dari keluarga tidak mampu. \"Program ini dilakukan sebagai upaya mengurangi angka pengangguran, serta para pencari kerja tersebut siap bekerja dan cepat diserap oleh pasar kerja dan industri atau membuka lapangan kerja sendiri,\" tandas Bambang. (via)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: