[Ana Maning Bae] Ibu-ibu KWT Tukdana Balapan Kupas Jahe
Tim Penggerak PKK Kecamatan Tukdana menggelar peringatakan hari Kartini ke-137, kemarin (27/4). Berbagai lomba digelar dalam acara itu. Ada lomba tumpeng hingga festival kebaya. Yang menarik, puluhan ibu-ibu rumah tangga berkumpul dan mengikuti lomba mengupas jahe dengan alat tradisional. Laporan: Kholil Ibrahim, Tukdana DENGAN cermat, para ibu rumah tangga itu mengupas jahe yang telah disiapkan panitia. Kriteria penilaian lomba ini pun cukup sederhana. Peserta yang bisa mengupas paling cepat dan paling banyak jahe keluar sebagai pemenang. Tidak sekadar mengupas, keutuhan kupasan jahe pun menentukan capaian peserta “Banyak perlombaan yang diadakan. Ini semata-mata untuk kebersamaan dan silaturahmi antar pengurus organisasi perempuan dengan masyarakat,” kata ketua TP PKK Kecamatan Tukdana, Imas Kartini Mismaka kepada Radar, kemarin. Diakuinya, lomba mengupas jahe terinspirasi oleh aktivitas yang dilakoni ibu-ibu KWT mengolah jahe menjadi usaha rumahan. Di tangan ibu-ibu KWT, jahe bisa menjadi wedang jahe, sirup jahe sampai ramuan tradisional yang dikemas dalam bentuk jamu instan. Produk dari ibu-ibu KWT ini sangat digemari lantaran kandungan gizi dalam jahe sangat tinggi. Sebut saja lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin A, B1 dan C serta protein membuat jahe begitu digemari untuk dijadikan bahan utama atau penyedap dalam makanan dan minuman. Sementara di sisi lain, mengupas jahe ternyata tidak mudah. Jika tidak mahir, akan banyak bagian jahe yang terbuang. Selain membutuhkan waktu lama, mengupas jahe sembarangan juga dapat menghilangkan protein serta nilai gizinya. \"Lomba mengupas jahe ini sekaligus untuk mengenang tradisi lama yang dilakukan para nenek dan orang tua kita dahulu sebagai petani. Dulu ada pepatah, kalau tidak mahir mengupas jahe, belum disebut sebagai perempuan sejati,” terang Imas Kartini sambil tersenyum. (kho)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: