Kuliner Malam BAT (3-Habis):  Relokasi PKL yang Gagal Total

Kuliner Malam BAT (3-Habis):  Relokasi PKL yang Gagal Total

Soal wisata kuliner, Cirebon tidak kalah dengan kota-kota lain. Bahkan, banyak wisata kuliner khas Cirebon yang menjadi incaran dan favorit banyak orang. Namun, sentra kuliner Cirebon khususnya malam hari tak banyak ditemukan di kota ini. Laporan: MIKE DWI SETIAWATI, Lemahwungkuk KAWASAN BAT yang dulu diharapkan jadi sentra kuliner malam hari nyatanya belum terwujud. Pedagang yang berjualan di kawasan tersebut belum tertata dan dikelola dengan baik. Keinginan relokasi pedagang dari Jl Kartini dan Siliwangi, gagal total. Sebab, kawasan itu justru menjadi lahan jualan untuk pedagang baru. Walikota Drs Nasrudin Azis SH ingin jajanan malam di BAT hidup lagi. Dia juga mengakui fakta relokasi PKL gagal. Pemkot sendiri sudah membuat perda tentang PKL dan sekarang tinggal implementasinya. Teknisnya akan diatur oleh perwali kalau itu sudah rampung. “Kita akan tempatkan PKL sesuai perwali dan perda yang sudah disahkan,” kata Walikota. Walikota berjanji akan menerbitkan perwali yang mengatur secara tehnis lokasi-lokasi untuk PKL dimana saja. Pemkot tidak ingin menghilangkan PKL, tapi ingin menertibkan PKL menjadi lebih tertata dan lebih rapi lagi, sehingga Kota Cirebon terlihat nyaman. Yang tidak kalah pentingnya adalah pemkot ingin mengangkat ekonomi kerakyatan, karena dari ekonomi kerakyatan itulah sebenarnya ekonomi bangsa ini dibangun, modal mereka sangat jelas dan tidak fiktif, mereka berjualan berdasarkan modal yang mereka miliki sendiri tanpa menggunakan pinjaman bank yang memberatkan mereka. Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporbudpar) Kota Cirebon, Dana Kartiman juga ingin kuliner BAT menjadi ikon baru jajanan malam. Bila kawasan BAT serius dikelola, bisa menjadi tempat rekreasi bagi wisatawan. Penetapan pusat kuliner malam merupakan bagian dari penataan terhadap PKL dan menciptakan kota yang tertib serta menciptakan ruang bagi masyarakat guna peningkatkan kesejahteraan dan penanggulangan kemiskinan. \"Baiknya ada program pemberdayaan dan memberikan ruang bagi masyarakat untuk berusaha guna mendapatkan pendapatan, sebab kuliner khas daerah ini merupakan salah satu potensi yang dimiliki Cirebon selain potenis budaya dan pariwisata,\" sarannya. Lokalisasi atau pusat penjualan kuliner malam akan mengurangi kekumuhan kota karena para pedagang kaki lima dikumpulkan dalam satu lokasi. Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Cirebon, Yuyun Wahyu Kurnia menilai, kawasan BAT menjadi tempat wisata alternatif namun bisa saja dijadikan primadona pusat kuliner dengan adanya kajian dan konsep yang matang. Dengan memiliki sentra kuliner yang terintegrasi dan modern, pihaknya yakin segmen pasar para pedagang lokal akan kian berkembang. \"Selain memajukan para pedagang, dengan adanya destinasi atau sentra kuliner itu maka secara otomatis dapat mendongkrak daya tarik wisatawan,\" tuturnya. Keberadaan sentra kuliner nantinya diharapkan bisa membantu mempercepat perkembangan pelaku usaha mikro kecil dan menengah terutama kuliner sekaligus mengoptimalkan potensi kuliner khas kota ini. \"Kawasan tersebut bisa jadi pusat aktivitas ekonomi yang berkembang bila dikelola dengan baik,\" harapnya. (*)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: