Tokoh Mengajar, Peringati Hardiknas, Diawali Ketua DPRD H. Mustofa

Tokoh Mengajar, Peringati Hardiknas, Diawali Ketua DPRD H. Mustofa

PROGRAM Tokoh Mengajar yang digelar Radar Cirebon, bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), diapresiasi para politisi, tokoh pemerintahan, pengusaha dan para pendidik. Ketua DPRD Kabupaten Cirebon, H Mustofa SH pun tidak menyia-nyiakan momentum langka itu. Politisi PDIP itu, berbagi ilmu, pengalaman, dan inspirasi dengan para siswa SMAN 1 Dukupuntang, kelas XI IPA III. Proses pembelajaran berlangsung cair. Para siswa juga aktif bertanya tentang kiat sukses, sehingga H Mustofa bisa mencapai karir sampai ketua DPRD Kabupaten Cirebon. Pada kesempatan itu, Mustofa menceritakan sejarah orang-orang sukses yang berhasil karena kerja keras dan doa. Dia mencontohkan tokoh pelopor pendidikan di Indonesia, yakni Raden Mas Soewardi Soerjaningrat atau yang biasa dikenal Ki Hadjar Dewantara. Menurutnya, peran Ki Hadjar Dewantara dalam dunia pendidikan sangat besar. Karena itu, untuk menghormati jasa-jasanya terhadap dunia pendidikan, pemerintah Indonesia menetapkan tanggal 2 Mei sebagai Hari Pendidikan Nasional. Penetapan tanggal tersebut bertepatan dengan hari lahirnya Ki Hadjar Dewantara. Di sela-sela momen mengajar, H Mustofa menceritakan perjalanan hidupnya yang terlahir dari keluarga penjual nasi Jamblang Mang Dul. Kerja keras dan perjuangan, serta support orang tua, membawanya sampai menjadi ketua DPRD Kabupaten Cirebon. “Anak-anak ini perlu motivasi. Karena anak-anak semangatnya ada, tapi motivasi belum. Pada saat menit pertama saya memberi materi kepada siswa biasa saja. Tetapi setelah diceritakan perjuangan tokoh pendidikan dan cerita pribadi saya yang berangkat dari keluarga penjual nasi Jamblang, semangat para siswa mulai bangkit. Ini menunjukkan bahwa mereka ini bisa dan punya semangat yang luar biasa,” ujar Mustofa, usai memberikan materi di kelas XI IPA III. Pria yang akrab disapa Jimus ini berharap kepada generasi muda tetap giat belajar dan menjaga pergaulan sehari-hari. Karena saat ini, segala informasi yang negatif atau positif bisa diakses. Tidak hanya itu, Jimus pun meminta kepada para guru agar memberikan pembelajaran kepada para siswa dengan hati. \"Ketika dengan hati, pelajaran yang disampaikan akan lebih mudah diterima dan diingat para siswa. Kemudian ketika mengajar dengan hati, bisa menghadirkan anak-anak yang tidak hanya pandai tapi baik,” tuturnya (samsul huda)      

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: