Pupuk Organik Tekan Biaya Produksi

Pupuk Organik Tekan Biaya Produksi

ANJATAN - Mengisi masa reses persidangan kedua, anggota Komisi IV DPR RI Ono Surono ST melakukan kunjungan kerja ke 15 titik lokasi di daerah pemilihannya Jabar 8 (Kota/Kabupaten Cirebon-Indramayu). Anggota dewan dari PDI Perjuangan tersebut, meninjau tiga titik lokasi pengolahan pupuk organik sekaligus menyerap aspirasi masyarakat di Kecamatan Anjatan. Menurut Ono, kunjungan kerjanya itu untuk melihat langsung pengolahan pupuk organik yang dilakukan oleh kelompok tani di wilayah tersebut. Sebelumnya, mereka menerima bantuan program unit pengolahan pupuk organik (UPPO) dari Kementerian Pertanian RI. Program tersebut,  merupakan upaya pemerintah agar petani beralih ke penggunaan pupuk organik untuk produksi tanaman. \"Pupuk organik ini, selain berbahan baku alami juga untuk menghindari ketergantungan pada obat-obatan kimia. Tentunya hasil dari penggunaan pupuk organik ini, lebih bagus. Selain itu, bahan-bahan untuk pembuatan pupuk organik mudah didapatkan. Oleh karenanya melalui program UPPO tersebut, petani melalui poktan agar bisa memanfaatkan sekaligus mengolahnya, sehingga bisa menekan biaya produksi,\" kata Ono. Saat berkunjung ke lokasi pengolahan pupuk organik yang dikelola oleh kelompok tani Bakti Tani di Desa Kopyah, Kecamatan Anjatan, mantan Bendahara DPC PDIP Indramayu tersebut mengaku senang. Pasalnya, selain dikelola dengan baik dan menghasilkan, poktan tersebut juga melakukan pengembangannya. Dikatakannya, dirinya juga akan siap membantu kembali mengusulkan ke Kementerian Pertanian, guna mendapatkan program UPPO itu. \"Yang satu ini (Poktan Bakti Mulya red) melakukan pengolahan melalui ternak sapi. Dari kotoran sapi tersebut lalu dijadikan pupuk organik. Pupuk organik yang dihasilkan selain untuk kebutuhan petaninya, juga dikembangkan, yakni dijual ke petani lain. Bahkan sudah ada dari pihak lain yang siap untuk mendistribusikannya. Jadi, hasil dari pupuk yang diolahnya itu bisa mendapatkan penghasilan tambah selain untuk digunakan sendiri anggotanya,\" ujarnya. Ketua Poktan Bakti Tani Nadif Barizi mengatakan, dalam pengolahannya, pihaknya menggunakan sarana hewan ternak sapi yang dibeli dari uang pribadi anggotanya. Sementara bantuan UPPO dari Kementeria Pertanian, digunakan untuk membuat fasilitas kandang dan  sarana pendukung lainnya. \"Saat ini sudah ada 10 ekor termasuk sapi anakan. Sekarang kita masih melakukan pengolahan atau produksi dari kotoran hewan tersebut menjadi pupuk organik. Untuk pengembangan pupuk organik ini, nanti kalau memasuki musim tanam gadu. Manfaat pupuk organik dari kotoran sapi sendiri, untuk menyuburkan tanah,\" ujar Nadif. (kom)        

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: