DR H Wawan Sonjaya MPd, Pensiun Dini Demi Pendidikan

DR H Wawan Sonjaya MPd, Pensiun Dini Demi Pendidikan

MAJALENGKA - Bila kebanyakan orang  berusaha dan berjuang menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS), hal berbeda justru dilakukan DR H Wawan Sonjaya MPd. Wawan malah memilih mengundurkan diri dari PNS. “Saya sudah mengabdi sebagai PNS di lingkungan Kementerian Agama (Kemenag) selama 22 tahun dan memilih mengajukan pensiun dini. Insha Allah terhitung 1 November 2016 saya pensiun dari PNS,” tutur Wawan saat berbincang di ruang kerjanya di STIKes/Akper YPIB Majalengka, Jumat (29/4). Megajukan pengunduran diri sebagai  abdi negara  pada usia 50 tahun tentu bukan tanpa alasan. Pria kelahiran Desa Kepuh Kecamatan Lemahsugih, 9 Oktober  1966 ini membeberkan bahwa keputusannya itu karena ingin lebih fokus mengembangkan lembaga pendidikan kesehatan yang didirikannya yakni STIKes/Akper dan SMK YPIB Majalengka. Wawan adalah anggota pendiiri Yayasan Pendidikan Imam Bonjol (YPIB) Majalengka bersama H Satmaja BA. Diceritakan suami dari Ade Mustinah yang dikaruniai dua anak yakni Rian Maulana Yusuf dan Vina Navisa Khaeria ini,  pada tahun 1990 dirinya berhasil mendirikan sekolah kesehatan di Kabupaten Majalengka. Kini dia menjadi ketua penyelenggara STIKes/Akper YPIB Majalengka. “Saya memilih pension muda dari PNS karena ingin konsen memajukan perguruan tinggi kesehatan yang telah didirikan,” beber Wawan. Karier PNS Wawan dimulai sebagai guru di Madrasah Aliyah Putri PUI Majalengka tahun 1994-2000. Kemudian menjadi Kepala MTs Darrurahman Ranji Dawuan tahun 2000-2002. Selanjutnya dipercaya menjadi Kepala MA Assalam Maja tahun 2002-200. Pada tahun 2004-2011 dsia menjadi pengawas MTs/MA Kemenag Majalengka dan tahun 2011-2016 menjadi dosen di IAIN Syekh Nurjati Cirebon dan DPK IAI Bunga Bangsa  Cirebon. “Sepanjang karir saya di dunia pendidikan, saya pernah mengajar di madrasah dan menjadi kepala madrasah yang muridnya sedikit. Saya juga tidak memilih jabatan di madrasah negeri karena saya suka tantangan,” katanya. Meskipun terlahir di kampung, namun Wawan berhasil menempuh pendidikan hingga S3.  Dia memiliki obsesi memajukan dunia pendidikan, terutama perguruan tinggi kesehatan yang telah didirikan. Alumni IAIN Sunan Gunung Djati Bandung yang meraih gelar doktor di Uninus Bandung ini, berhasil mendirikan SMK Farmasi pertama tahun  2003 dan membentuk Assosiasi penyelenggara SMK Farmasi di Jawa Barat. “Pendidikan ada yang formal dan nonformal. Pendidikan di keluarga juga sangat penting dalam menghadapi tantangan zaman saat ini,” pungkasnya. (ara)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: