Jokowi Marah Namanya Dicatut Dukung Setya Novanto
JAKARTA – Pelaksanaan musyawarah nasional luar biasa (munaslub) Partai Golkar masih kurang empat hari lagi. Tetapi, isu dukung-mendukung sudah panas. Yang terbaru muncul kabar adanya dukungan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada bakal calon ketua umum Setya Novanto (Setnov). Setelah Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan memberikan klarifikasi, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) juga memberikan bantahan. JK menyatakan sudah berbicara empat mata dengan Presiden Jokowi soal isu tersebut. “Presiden membantah, bahkan marah karena namanya dicatut,” kata JK setelah menghadiri peringatan HUT Bulog di Jalan Gatot Subroto, Jakarta, kemarin (10/5). Menurut JK, pemerintah tidak akan ikut campur dalam urusan internal Golkar. “Presiden tidak berpihak atau mengunggulkan siapapun,” tegas mantan ketua umum Golkar itu. Campur tangan pemerintah dalam pemilihan ketua umum partai politik, lanjut JK, merupakan cara-cara yang dulu diterapkan rezim Orde Baru. Pemerintah saat ini tidak ingin praktik semacam itu terulang. “Tidak mungkin pemerintah mendukung seseorang, apalagi memerintahkan aparat (untuk mendukung salah satu calon, red),” ucapnya. JK mengingatkan, pejabat atau aparat pemerintah harus selalu mengedepankan sikap netral. Jika pejabat yang kebetulan juga kader partai ingin mendukung salah satu calon, dukungan itu harus diberikan secara pribadi. Bukan atas nama jabatan atau instansi tempatnya bernaung. “0Sikap netral ini juga harus dijalankan pejabat, termasuk di daerah,” katanya. Saat dikonfirmasi soal kabar dirinya marah setelah namanya dicatut ikut mendukung salah seorang caketum Golkar, Jokowi menanggapi dengan santai. “Memang saya pernah marah,” katanya, lalu tersenyum, di istana kepresidenan kemarin. Jokowi juga enggan berkomentar lebih banyak soal perebutan kursi Ketum Golkar. Dia hanya mengatakan bahwa sikapnya sudah disampaikan oleh Johan Budi SP, juru bicara presiden. Sebelumnya, Johan menegaskan bahwa presiden tidak akan ikut campur dalam pemilihan Ketum Golkar. “Jadi, tidak benar kalau presiden mendukung salah satu calon,” ujar Johan. Inisiator Generasi Muda Partai Golkar (GMPG) Ahmad Doli Kurnia menyatakan, dukungan Luhut terhadap bakal caketum Setya Novanto merupakan dukungan pribadi. Tidak benar bahwa Presiden Jokowi ikut memberikan dukungan kepada Setnov. “Ada upaya pencatutan nama Pak Jokowi untuk menjadi bahan jualan kampanye ke DPD-DPD. Ini cara-cara yang tidak gentle dan fair,” kritik ketua DPP Partai Golkar itu. Doli menilai, Luhut selama ini memang memiliki keterkaitan dengan Setnov. Seperti yang sudah diketahui publik, Luhut dan Setnov dianggap memiliki hubungan “spesial”. Terutama dalam perkara PT Freeport atau yang sering disebut kasus papa minta saham. Dalam rekaman percakapan antara Setnov yang saat itu masih menjabat ketua DPR dengan pengusaha minyak Riza Chalid dan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin, nama Luhut disebut hingga 66 kali. Untuk menghindari opini buruk di tengah masyarakat, menurut Doli, perlu diperjelas dukungan seperti apa yang dimaksud Luhut kepada Setnov. “Persoalannya, apakah itu bentuk dukungan sebagai teman biasa atau ada konspirasi lain terkait urusan bisnis dan kekuasaan seperti yang ditunjukkan sebelumnya,” sindir mantan Sekjen PB HMI itu. (owi/bay/pri)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: