Disdik Tak Berani Ambil Risiko

Disdik Tak Berani Ambil Risiko

KESAMBI - Desakan masyarakat untuk dilakukannya renovasi sesegera mungkin pada SDN Pegambiran 1 dan SDN Galunggung, tidak ditanggapi Dinas Pendidikan. Kepala Bidang Sarana dan Prasarana, Abdul Haris, lebih memilih untuk melanjutkan opsi perbaikan yang dianggarkan melalu anggaran belanja tambahan (ABT) 2010. “Kita tidak mau ambil risiko. Tunggu ABT saja,” ucap dia saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (13/8). Menurut Haris, opsi menggunakan dana talangan ataupun sejenisnya sangat riskan diterapkan. Terlebih aturan saat ini yang terbilang ketat dan mengandung risikotertentu. Apalagi, anggaran yang diajukan dalam ABT belum tentu terealisasi. Lain halnya, bila dana yang diajukan melalui ABT sudah pasti nilainya dan teranggarkan. Namun, meski kemungkinan perbaikan lewat dana talangan sulit untuk dilakukan, pihaknya sudah mengambil serangkaian solusi untuk mengurangi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, termasuk kemungkinan robohnya bangunan. Dia mengaku, sampai saat ini bangunan yang rawan, khususnya di SDN Pegambiran 1 sudah diinstruksikan untuk tidak digunakan. Setelah Idul Fitri, diharapkan pembangunan gedung lantai dua pada bangunan lainnya sudah selesai. Pada pembangunan gedung itu diprioritaskan untuk diselesaikan satu lokal terlebih dahulu. Upaya ini untuk merelokasi siswa yang belajar di bawah plafon gedung yang nyaris ambruk. “Ini hanya untuk menanggulangi bangunan yang rusak dulu,” tuturnya. Sedangkan untuk SDN Galunggung, Haris mengaku, anggarannya sudah disiapkan di ABT, tapi baru untuk perbaikan atapnya saja. Untuk perbaikan fisiknya baru akan dilaksanakan pada tahun anggaran 2011. Dia optimis, meski terlihat kritis, namun bangunan tersebut masih bisa bertahan. “Kalau bongkar seluruhnya dananya besar sekali. Kita baru anggarkan untuk atapnya dulu,” kata dia. Sementara itu, Aktivis Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID), Nana Yohana, mengaku pihaknya melakukan pantauan langsung ke lokasi SDN Galunggung, Jumat pagi. Dari hasil pantauannya itu, Nana mendorong agar Disdik berani melakukan tindakan cepat untuk melakukan renovasi. Terlebih, kondisi gedung menurutnya sudah sangat parah. “Memang benar kerusakannya sudah sangat parah. Tembok-tembok pada retak, atap-atap pada melengkung dan kayu-kayu di atap juga sudah lapuk kena rayap. Pokoknya pemkot harus segera merealisasikan renovasi SDN Galunggung. Jangan ambil resiko. Ini menyangkut keselamatan anak-anak,” tegasnya. Ada berita, sambung Nana, katanya pasca lebaran beberapa kelas harus dikosongkan dan akan ada kelas pagi dan siang. Berkenaan dengan kebijakan ini, Nana mengaku tidak setuju. Karena akan menyita waktu istirahat dan bermain anak. “Kasihan kalau anak belajar sampai sore. Mereka kan butuh istirahat dan bermain. Itu sama saja melanggar hak anak,” ucapnya. Nana mengaku sependapat dengan Hartoyo berkaitan dengan masalah bangunan SD yang rusak berat. Seharusnya Walikota dan Disdik lebih tanggap dengan masalah ini. Pertimbangan yang terbaik bagi anak harus lebih diutamakan. Sebab kalau menunggu dana ABT untuk memperbaiki SD yang rusak berat sangat riskan. “Apa nggak bisa ditalangi dulu dengan dana yg lain?” tanya dia. Apalagi, sambung Nana, SDN Galunggung sudah 4 kali mengajukan proposal perbaikan rusak berat ke Pemkot sejak tahun 2007, tapi belum ditanggapi. “Saya nggak ngerti, apa alasan pemkot belum merealisasi ajuan perbaikan SDN Galunggung,” tukasnya. (yud)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: