Daging Beku dari Brasil dan Australia Segera Tiba

Daging Beku dari Brasil dan Australia Segera Tiba

JAKARTA- Persoalan harga bahan pokok yang masih tinggi masih harus dicarikan solusi. Menteri Pertanian Amran Sulaiman kemarin (6/6) dipanggil presiden untuk membicarakan perkembangan harga bahan pokok. dia mengklaim harga bahan pokok mulai turun. Khususnya, sejumlah komoditas seperti beras, cabai, bawang, maupun daging ayam dan minyak goreng. Mengenai daging sapi, Amran memastikan bakal melanjutkan operasi pasar seperti yang dilakukan di sejumlah titik di Jakarta Minggu (5/6) lalu. Daging tersebut dijual Rp75 ribu per kilogram. Saat dicek, dengan harga tersebut pengusaha sudah untung Rp5.000 per kilogram. “Kita akan lanjutkan minimal sampai Desember dan kita upayakan seterusnya harga 75 ribu yang kemarin,” tutur Amran. Amran mengungkapkan, total daging yang diimpor tahun ini mencapai 27,4 ribu ton. 10 ribu di antaranya diimpor oleh Bulog, sisanya oleh BUMN maupun swasta. Informasi yang diperoleh Jawa Pos (Radar Cirebon Group), daging beku dari Brasil dan Australia saat ini masih dalam perjalanan. Diperkirakan, daging tersebut baru akan tiba di Indonesia pada pekan depan. Dia menjamin Indonesia tidak akan ketergantungan impor, karena jumlah tersebut masih di kisaran 19 persen dari kebutuhan daging nasional. 81 persen kebutuhan daging dipasok dari lima provinsi. NTT, NTB, Jatim, Lampung, dan Sulsel. Begitu pula dengan harga bawang merah, yang dijaga di kisaran Rp25 ribu per kilogram pada tingkat konsumen. Di tingkat petani sudah ada kesepakatan harga bawang Rp15 ribu per kilogram. Dengan demikian, petani tetap untung, namun, konsumen tidak sampai membeli bawang dengan harga mahal. Pihaknya saat ini mengimpor bibit bawang untuk menekan biaya produksi yang harus ditangung petani. Hal lain yang perlu diselesaikan adalah anomali harga. Amran menuturkan, pada beberapa komoditas, terjadi anomali. Indonesia punya stok 1,6 juta ton CPO. Di saat yang sama, kebutuhan nasional hanya 400 ribu ton. Sehingga masih surplus dan diekspor. Anehnya, harga minyak goreng justru masih tinggi. “Khusus minyak goreng, kita sudah sepakat turun 5,5 persen seluruh Indonesia dari produsen,” ujar menteri asal Bone, Sulawesi Selatan, itu. Begitu pula ayam, dengan stok yang surplus, di beberapa daerah harganya justru naik. Dia pun membenarkan bahwa pangkal persoalan tersebut ada pada distribusi. Itulah yang harus dicarikan penyelesaian. Pada prinsipnya, tutur Amran, Presiden hanya menginginkan harga komoditas bisa lebih rendah dari yang berlaku di pasaran saat ini. Merujuk pada hasil operasi pasar dua hari lalu, Amran masih yakin harga daging sapi bisa turun. Sebab, dengan harga Rp75 ribu saja pedagang sudah mendapatkan untung. Pertemuan dengan presiden menghasilkan solusi jangka pendek dan panjang. Untuk jangka pendek, pihaknya akan terus melakukan operasi pasar besar-besaran, minimal sampai Desember. “Untuk solusi jangka panjang, kita akan potong rantai pasok,” ujar Menteri 48 tahun itu. Pihaknya akan bekerjasama dengan koperasi koperasi dan kelompok tani. Sebagai gambaran, selama ini beras melalui delapan sampai sembilan titik distribusi sebelum sampai ke konsumen. Pihaknya akan memotong sehingga tinggal empat titik. Dengan demikian, margin harga juga bisa dipotong. Kemudian, untuk daging sapi, pihaknya sudah memulai memotong rantai pasokan sapi lokal. Harganya sudah bisa ditekan hingga Rp85 ribu. Hanya saja, pihaknya masih kekurangan kapal pengangkut sapi. “Kita masih butuh tujuh unit lagi, nanti diformulasikan bersama Kementerian Perhubungan,’’ tutur Amran. Diperkirakan butuh waktu satu hingga dua tahun untuk memenuhi kebutuhan kapal. Meskipun demikian, pihaknya meminta masyarakat untuk memahami bahwa langkah menurunkan harga tidak bisa instan. “Ini kejadian sudah 70 tahun, kita merespons baru satu tahun. Butuh waktu,” tambahnya. (jpg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: