Digagas dari Cirebon, Gerakan Cinta Rotan

Digagas dari Cirebon, Gerakan Cinta Rotan

CIREBON - Yayasan Rotan Indonesia membuat Gerakan Nasional Cinta Rotan. Melalui kegiatan Focus Group Discussion (FGD) yang digelar di Grage Hotel, Yayasan Rotan Indonesia menggandeng Kementerian Perindustrian agar seluruh elemen mencintai produk rotan. Pembina Yayasan Rotan Indonesia Dr Suyanto SE MM MAk mengatakan,  salah satu alasan adanya gerakan cinta rotan tersebut untuk meningkatkan kesadaran cinta rotan sebagai sumber daya alam yang ada di Indonesia. \"Apalagi, jika melihat potensi rotan, Indonesia adalah negara penghasil bahan baku rotan dan kayu terbesar di dunia,\" katanya kepada Radar, kemarin. Selain itu, Gerakan Nasional Cinta Rotan ini juga mengajak agar instansi atau perkantoran menggunakan mebeler atau handicraft berbahan dasar rotan. Termasuk juga di rumah-rumah warga, minimalnya ada produk rotan yang digunakan sebagai wujud rasa cinta terhadap rotan. \"Jadi semua kalangan ikut mempromosikan rotan dengan cara menggunakan rotan,\" ujarnya. Meski belum ada payung hukumnya, Yayasan Rotan Indonesia berharap pemerintah dalam hal ini presiden mau memberikan dukungannya agar seluruh elemen ikut bergerak mencintai rotan. Dari kegiatan ini juga, Suyanto meminta ke pemerintah untuk mempermudah masalah perizinan karena berkaitan erat dengan produksi dari para pelaku usaha. \"Kalau ada peraturannya, karena diimbau dan dianjurkan orang akan tergerak menggunakan produk rotan sebagai produk asli dalam negeri,\" ujarnya. Adanya gerakan cinta rotan ini juga mendorong para pelaku industri rotan untuk maju dengan cara kreatif dan inovatif. Menurut Suyanto, imej rotan saat ini mulai bergeser tidak diminati masyarakat karena bahan baku yang diolah industri kualitasnya tidak diperhatikan. \"Untuk itu, para pelaku usaha juga dituntut kreatif agar masyarakat tertarik membeli,\" ujarnya. Ini pula yang mendorong negara Indonesia untuk membekali sumber daya manusianya melalui kompetensi. Dimulai dari lingkungan pendidikan yang mendukung hal tersebut sehingga mampu menciptakan sumber daya manusia yang kreatif. \"Indonesia urutan ke-7 di negara Asean soal kemudahan perizinan bisnis. Ironis, padahal kita punya pasar yang besar ditambah banyaknya SDM di Indonesia,\" paparnya. Untuk itu, Suyanto berharap bangsa Indonesia mau berubah. Termasuk Cirebon, yang industri rotannya menjadi tumpuan masyarakat Indonesia bahkan dunia, diharapkan bisa bersama-sama maju untuk kembali menggeliatkan industri ekspor rotan. \"Jangan hanya berperilaku merusak lingkungan, tapi bagaimana kita kreatif karena ternyata rotan tidak hanya sebatas meja dan kursi tapi bisa diolah jadi handicraft bahkan produk bermanfaat lainnya,\" jelasnya. Sementara itu, Pelaku Usaha Rotan Tegalwangi, Sumartja menyampaikan rasa senang dengan adanya Gerakan Nasional Cinta Rotan. Sumantja berharap masyarakat rotan dari hulu ke hilir semakin terakomodir sebab dengan begini akan ada banyak produk yang dapat dikembangkan dari rotan. Seperti kosmetik, bikin papan, kertas, dan untuk obat-obatan. \"Semuanya bagaimana caranya mengembangkan pemanfaatkan rotan yang dimiliki di indonesia. Kami harapan Yayasan Rotan Indonesia konsen dan betul-betul dalam menjalankan kampanye cinta rotan ini,\" ujarnya. (nda)    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: