Nilai Unas SMP Anjlok, Ini Alasan Mendikbud

Nilai Unas SMP Anjlok, Ini Alasan Mendikbud

JAKARTA – Tren terjun bebas nilai ujian nasional (unas) jenjang SMA sederajat, ternyata menular ke jenjang SMP sederajat. Dalam paparan yang disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan kemarin (10/6), nilai seluruh mata pelajaran merah alias turun. Tingkat penurunan nilai yang paling tajam ada di mata pelajaran matematika. Nilai rata-rata matematika tahun lalu 56,28 poin dan tahun ini turun 6,04 poin menjadi 50,24 poin. Untuk IPA mengalami penurunan 3,61 poin dari 59,88 poin menjadi 56,27 poin. Mata pelajaran bahasa Indonesia menjadi paling rendah penurunannya dengan skor 0,31 poin, dari 71,06 poin menjadi 70,75 poin. Sedangkan mata pelajaran bahasa Inggris turun 2,84 poin, dari 60,01 poin menjadi 57,17 poin. Selama pemaparannya Anies menghindari penggunakan kata penurunan nilai unas. “Saya gunakan istilah nilai unas terjadi koreksi saja. Sebenarnya sama saja,” katanya. Anies didampingi Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Totok Suprayinto, Kepala Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Nizam, Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Hamid Muhammad, dan Kepala Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Zainal A. Hasibuan. Anies mengatakan ada sejumlah penyebab penurunan nilai unas SMP tahun ini. Diantaranya adalah perubahan kisi-kisi yang disajikan Kemendikbud. Dia menjelaskan kisi-kisi tahun ini lebih bersifat umum. Wujud kisi-kisinya bukan terlalu detail bahkan menjurus ke bentuk soal ujian. “Kita ubah seperti itu, supaya siswa tidak belajar model bimbel (bimbingan belajar, red),” katanya. Model belajar gaya bimbel, menurut Anies, adalah mengutamakan siswa menggarap latihan-latihan prediksi soal ujian. Dengan model kisi-kisi yang baru, siswa dituntut mempelajari dan memahami materi secara utuh. Faktor berikutnya yang digunakan Anies sebagai alasan penurunan nilai itu adalah, meningkatnya kejujuran siswa. Mantan rektor Universitas Paramadina itu mengatakan, ada peningkatan skor indeks integritas ujian nasional (IIUN) tahun ini. Sehingga dia menyebutkan nilai unas SMP tahun ini lebih mendekati kemampuan siswa sesungguhnya. Selama paparan hampir satu jam itu, Anies memang lebih banyak mengulas kenaikan IIUN ketimbang penurunan nilai ujian yang didapat siswa. Dia mengatakan tahun ini ada 44 persen sekolah (23.634 unit) yang memiliki nilai IIUN 80 poin ke atas. Sementara tahun ini hanya ada 23 persen sekolah (12.039 unit) yang mendapatkan skor IIUN 80 poin ke atas. Kepala Puspendik Nizam mengatakan secara keseluruhan unas SMP sederajat berjalan lancar. Dia mengulas kembali bahwa unas siswa “biru-putih” ini diikuti 4,3 juta siswa dan tersebar di 60 ribu unit sekolah. Poin yang masih jadi ganjalan di Kemendikbud adalah, ada 42 persen atau sekitar 1,8 juta anak mendapat nilai rata-rata kurang dari 55 poin. Skor 55 poin itu adalah standar minimal ketuntasan belajar siswa. Untungnya nilai unas tidak menjadi penentu kelulusan siswa. Kepala BSNP Zainal A. Hasibuan memberikan apresiasi kepada Kemendikbud atas kelancaran pelaksanaan unas SMP 2016. Dia mengatakan ikut memantau penilaian indeks integritas yang dilakukan Kemendikbud. Zainal menjelaskan dengan adanya indeks integritas itu, skor atau nilai unas menjadi lebih bermakna. Terkait dengan pengumuman kelulusan SMP hari ini (11/6) Zainal mengatakan siswa tidak perlu dirayakan dengan berlebihan. (wan)    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: