Belgia vs Italia, Saatnya Pembalasan
LYON – Vendetta. Balas dendam. Aroma itu begitu kuat tercium menjelang bentrokan Belgia versus Italia di matchday pertama Grup E. Italia pernah dipermalukan Belgia dengan skor 1-3, November lalu. Kekalahan oleh Belgia itu mengakhiri rekor superior Italia selama melakoni babak kualifikasi Euro 2016 di Grup H. Setelah menang tujuh kali dan imbang tiga kali, laga uji coba versus Belgia adalah pertandingan pertama setelah Azzurri, julukan Italia, memastikan lolos ke Prancis tanpa noda. Kans membayar utang itu datang dini hari nanti (14/6) di Parc Olympique Lyonnais. Dari rekor pertemuan yang sudah terjadi 21 kali sebelumnya, Italia unggul dengan 14 menang. Belgia hanya pernah menang empat kali. Sedang empat sisa laga lain berakhir imbang. Seperti diberitakan La Gazzetta dello Sport kemarin (12/6), Italia maupun Belgia sama-sama kehilangan pilar penting di perhelatan Euro kali ini. Belgia tanpa sang kapten Vincent Kompany karena cedera betis. Sementara Italia kehilangan Riccardo Montolivo (gangguan otot), Marco Verratti (cedera pangkal paha) dan Claudio Marchisio (ACL). “Euro kali merupakan fase yang sulit dan harus kami hadapi. Kami tak bisa menutupi fakta seandainya kami punya masalah lini penyerangan kami,” kata Conte. Dengan ketidakhadiran beberapa nama penting dalam skuadnya, pria yang musim 2016-2017 akan melatih Chelsea itu berkata kalau Italia tidak masuk dalam bursa favorit juara. Bertemu Belgia yang digelari sebagai \'generasi emas\' di Euro 2016 ini, pria berusia 46 tahun itu mengatakan Italia lebih inferior. Bahkan kalau boleh jujur, Conte sebenarnya iri dengan pasukan Marc Wilmots tersebut. “Dari (Romelu) Lukaku dan (Christian) Benteke di depan, lalu (Eden) Hazard, (Axel) Witsel, dan (Radja) Nainggolan di gelandang. Kekuatan hanya tereduksi (Vincent) Kompany di belakang,” papar Conte soal individu-individu menonjol Belgia di Euro kali ini. Menurut mantan pelatih Juventus tersebut tanpa segan mengatakan Belgia adalah salah satu negara yang membuatnya iri. Bukan hanya sukses menelurkan generasi emas, namun juga menjadi favorit di semua turnamen mayor yang diikutinya. Untuk menghadapi Belgia yang agresif itu, Conte akan mempersiapkan trio BBC (Andrea Batzagli-Leobarno Bonucci-Giorgio Chiellini) di lini belakang. Dalam dua uji coba terakhir, trio lini belakang ini selalu mendapatkan kepercayaan dari Conte untuk tampil. Di lima laga terakhir, juara Euro 1968 itu memetik dua kemenangan dua imbang, dan sekali kalah. Kekalahan didapat dari juara dunia Jerman dengan skor 1-4 pada Maret lalu. Malah, seperti ditulis La Gazzetta dello Sport, kekalahan tersebut disyukuri oleh Conte. Dengan kekalahan tersebut setidaknya pria yang mengantarkan Juventus scudetto tiga kali tersebut belajar banyak. Ketika dibabat Jerman dengan empat gol tersebut, organisasi pertahanan Italia tidak siap menghadapi barisan penyerang Jerman yang lincah dan gesit. Trio bek Italia Matteo Darmian-Leonardo Bonucci-Francesco Acerbi kelimpungan oleh trio Jerman Thomas Mueller-Mario Goetze-Julian Draxler. “Kekalahan memang tak pernah menyenangkan bagi tim manapun. Namun setidaknya kami akan siap bertemu tim kuat seperti Belgia,” ujar Conte. Pemain bertahan Italia, Angelo Ogbona berkata, keunggulan Conte dalam melatih adalah memperhatikan detil materi latihan. Misal umpan pendek, kalaupun tak benar si pemain akan dilatih lebih keras untuk bisa melakukan sesuai kemauan Conte. “Kami selalu memberikan 120 persen di lapangan. Karena dengan 100 persen saja tak pernah cukup,” kata bek West Ham tersebut. Ogbona sadar jika timnya bukanlah unggulan di Euro kali ini. Masih ada Prancis, Jerman, Spanyol ataupun Inggris yang lebih superior. Malah dengan diremehkan barisan pemain Italia semakin solid. “Mental kami semakin kuat dan kuat dengan kondisi nothing to lose ini. Kami berusaha menjaga determinasi kami sepanjang turnamen ini,” tutur pemain 28 tahun tersebut. Sementara itu, arsitek Belgia Marc Wilmots menuturkan, laga melawan Italia akan menjadi laga yang sarat taktik. Sebab meski secara ranking Belgia lebih apik. Yakni ranking dua dunia. Sementara Italia posisi 12. Akan tetapi, kehilangan pilar membuat mereka imbang. Die Roten Teufel, julukan Belgia, malah mengalami sedikit degradasi moral pasca kehilangan Kompany. Absennya sosok kapten berusia 30 tahun itu membuat lubang di lini belakang Belgia kelihatan nyata. Soal Italia yang juga kehlangan beberapa pamin, Wilmots berkata sosok Conte pasti sudah menemukan penggantinya. Dan Conte adalah tipe pelatih cerdas dalam mengutak-atik formasi. “Conte bisa bermain 3-5-2, 4-3-3, atau 4-2-3-1. Namun apapun yang dipakainya, kami berharap bisa mengejutkan untuk laga perdana ini,” tutur Wilmots kepada AFP. Bapak dua anak tersebut sudah menganalisis bagaimana utak atik strategi Italia selama di bawah kendali Conte. Wilmots berkata bukan lini depan Italia yang menakutkan. Malah gelandang juga bek Italia yang lebih berbahaya. “Saya mempelajari rekaman video Italia. Utamanya bagaimana mereka mencetak gol dari set piece,” ucap Wilmots. “(Giorgio) Chiellini memainkan perang krusial dalam setiap eksekusi bola mati Italia,” bocor mantan pemaian Bordeaux dan Schalke tersebut. Di sisi lain, gelandang Belgia, Radja Nainggolan tak pernah meremehkan negara tempatnya bermain itu. Nainggolan pastinya paham benar bagaimana talenta-talenta Italia bertebaran meski stastusnya bukan pemain bintang. Beberapa yang jadi lawannya kali ini adalah rekan setimnya. Misalnya Alessandro Florenzi, Daniele De Rossi, dan Stephan El Shaarawy. (dra)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: