Siswa Masih Kesulitan Mengakses

Siswa Masih Kesulitan Mengakses

Banyak Pendaftar Bingung akibat Kurang Sosialisasi PPDB Online HARJAMUKTI - Sejak dibuka pada 24 Juni, kesulitan mengakses jaringan server PPDB online dialami oleh banyak siswa. Selain itu banyaknya fitur yang bisa diakses cukup membingungkan siswa yang mencoba mendaftar online secara mandiri. Beberapa siswa mengaku gagal dalam mendaftarkan diri mereka. Seperti penuturan Kinanti, Ia mengatakan sejak semalam situs PPDB online Kota Cirebon susah untuk diakses. Dan ketika dirinya mencoba mendaftar, dirinya mengaku cukup kebingungan karena banyaknya fitur yang bisa diakses. “Sudah mencoba, tapi bingung mau mulai mendaftarnya darimana,” ucapnya ketika ditemui Radar di sebuah warnet, Perumnas Harjamukti, Rabu (27/6). Seorang siswa, Antika juga mengatakan, bahwa pendaftaran melalui PPDB online dirasanya sangat membingungkan. Dan dirinya sudah mencoba mendaftar dengan memasukan nomor ujian, sebagai salah satu syarat, namun gagal. Dikarenakan nama yang tertera bisa berubah. “Sudah log in mendaftar dengan kartu ujian tapi nama bisa berubah,” kata siswi yang ingin mendaftar ke SMAN 6 dan SMAN 4 tersebut. Ia pun berinisiatif mencoba lagi. Namun saat mencoba kembali, server dari PPDB Online tersebut belum bisa diakses sekitar pukul 08.00 WIB, baru bisa diakses pada pukul 10.00 WIB. Dirinya pun masih kesulitan untuk mendaftar ke sekolah yang ingin ditujunya. “Kalau gini terus nanti sajalah daftar langsung ke sekolah tanggal 2 Juli,” jelasnya. Senada, orang tua siswa, Bambang Dhamsuri (41) warga Kesunean mengatakan, untuk saat ini lebih baik membawa anaknya untuk pergi berlibur dahulu. Memanfaatkan waktu libur anak sekolah yang sekitar 2 minggu. Baru setelah itu dirinya mendaftarkan anaknya secara langsung ke sekolah yang akan dipilih. “Kalau online sendiri takut salah. Terus katanya banyak yang susah diakses, jadi nanti sajalah daftar di sekolah langsung,” ungkapnya ketika ditemui di Masjid At-Taqwa. Ia pun mengaku kebingungan dengan kebijakan dari Dinas Pendidikan yang menerapkan sistem penerimaan secara online dan terkesan disdik belum siap untuk menjalankan program online tersebut. Menurutnya jangan sampai program online tersebut bisa membuat orang tua bingung untuk mendaftarkan anaknya. “Ini sebenarnya masalah sosialisasinya yang kurang dari disdik. Sampai-sampai saya sebagai orang tua murid juga kebingungan,” tuturnya. Pengamat Teknologi Informasi, Ir Panji Rismanto mengatakan, berdasarkan tinjauan yang ia lakukan dapat diambil kesimpulan bila diadakannya sistem online adalah dengan tujuan untuk penghematan kertas, tenaga personalia, waktu yang lebih luas dan kemudahan dalam pendaftaran. Karena bisa dilakukan di mana pun berada. “Semua penghematan itu ada benarnya dan memang positif,” katanya. Namun, kata dia, fenomena over load atau kelebihan muatan kunjungan pada website utama, terkadang membuat calon orang tua wali dan siswa kesulitan dalam mendaftar online. Mendaftar online tidak perlu antrean panjang di sekolah, karena hanya butuh perangkat komputer yang bisa koneksi dengan internet. “Jadi di rumah, di warnet, di balai RW pun bisa melakukan pendaftaran sistem online,” ungkap teknisi salah satu provider tersebut. (aff)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: