Nunggu Maghrib, Komunitas Ini Punguti Sampah

Nunggu Maghrib, Komunitas Ini Punguti Sampah

LEUWIMUNDING - Komunitas Cidongdong Bersih (Ciber) Kecamatan Leuwimunding mengisi ngabuburit dengan mengumpulkan sampah rumah tangga, di setiap rumah-rumah warga di Desa Leuwimunding. Koordinator komunitas Ciber, M Hanurajasa Tatang Riana mengungkapkan, kegiatan pungut sampah tersebut merupakan tindak lanjut dari kegiatan rutin pemungutan sampah yang pernah dilakukan di hari sampah internasional beberapa bulan lalu. “Sebenarnya ini kegiatan rutin komunitas Ciber. Namun momentumnya bersamaan dengan bulan suci ramadan, jadi kegiatan ini dilakukan sambil ngabuburit,” katanya, Selasa (14/6). Setiap anggota komunitas berkeliling mengumpulkan sampah di rumah warga kemudian diangkut menggunakan gerobak. Sampah-sampah yang dikumpulkan tersebut sebelumnya sudah dipilah antara sampah basah dan kering (organik). Sampah tersebut diambil setiap dua hari sekali. “Sekarang (kemarin, red) adalah jadwal pengambilan sampah. Sampah yang diangkut menggunakan gerobak sampah tersebut kemudian dikumpulkan di tempat pembuangan akhir (TPA) di dekat sungai Cidongdong,” ujarnya. Sampah-sampah tersebut dipilah kembali dan beberapa jenis dibakar seperti sampah plastik. Adapun sampah organik dimasukkan dan diolah untuk menjadi pupuk. Untuk sampah anorganik yang telah ditumpuk beberapa hari kedepan nilai ekonomisnya sudah bisa dijual. Menurutnya, dari pola yang ada dan sudah berjalan saat ini tidak menutup kemungkinan terdapat kelemahan yaitu alat pembakaran yang menimbulkan asap. Sekarang pihaknya tengah berupaya membuat alat agar asap hasil pembakaran sampai tersebut menjadi ramah lingkungan. “Ini yang sedang dipikirkan pihak kami tentang alat yang ramah lingkungan tersebut. Mengenai volume sampah di bulan Ramadan ini tidak begitu meningkat drastis,” imbuhnya. Sementara itu, ketua LKM Tirta Mandiri, Aang Rukmana Lesmana menyatakan pihaknya sebagai fasilitator desa sangat mendukung terbentuknya komunitas lingkungan di Desa Leuwimunding seperti komunitas Jumsih dan komunitas lainnya. “Ini wujud masyarakat Leuwimunding yang sudah sangat peduli terhadap lingkungan. Meski dukungan dari pemerintah belum maksimal tetapi komunitas ini tetap bisa dioptimalkan,” imbuhnya. (ono)    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: