Petani Pantura Beralih Tanam Semangka Inul
KANDANGHAUR– Sebagian petani di wilayah pesisir pantura Kecamatan Kandanghaur kini mulai beralih membudidayakan semangka. Menanam buah sepanjang musim ini dinilai lebih menguntungkan dibanding padi. Semangka yang dipilih adalah jenis Inul. “Hasilnya lebih menjanjikan, perbau keuntungannya bisa mencapai Rp33 juta,” sebut Waryono Batak, petani asal Desa Karangmulya, Kecamatan Kandanghaur, kepada Radar, Rabu (15/6). Hitung-hitungan itu didapat jika dalam 1 bau lahan (7000 meter persegi, red) ditanam 8000 bibit dengan hasil kasar sekitar 24 ton semangka. Jika harga jualnya dipatok paling rendah Rp2000/kg, maka hasilnya sebesar Rp48 juta perbau. Sedangkan modal yang dikeluarkan petani hanya sekitar Rp15 juta/bau. Permintaan semangka yang warnanya hijau kelam dan bentuk lonjong inipun relatif stabil bahkan meningkat saat bulan Ramadan. Di pasaran harganya saat ini berkisar antara Rp6000-7000/kg. Dipilihnya jenis Inul, ungkap dia, lantaran semangka Inul dapat tumbuh subur di daerah dekat pantai yang mempunyai ketinggian di bawah 100 mdpl. Budidayanyapun tidak terlalu membutuhkan air sehingga cocok di tanam saat musim tanam gadu pada lahan tadah hujan. Agar ketika panen harga jualnya tetap tinggi, budidaya semangka Inul dibatasi. Di Desa Karangmulya saja, hanya 10 hektare lahan sawah tadah hujan yang ditanami semangka Inul. “Kalau tidak dibatasi lalu produksinya melimpah, harga jualnya bisa jatuh,” ungkap dia. Waryono yang juga ketua KTNA Kecamatan Kandanghaur ini menyatakan, pada musim tanam gadu tahun ini petani padi maupun yang beralih budidaya semangka bakalan sama-sama untung. Hal ini menyusul pasokan air yang mencukupi kendati di musim kemarau. “Mudah-mudahan saja petani padi untung, petani semangka juga untung,” tandasnya. (kho)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: