Urgensi Ilmu Dalam Kehidupan
KEMULIAAN seorang manusia didalam kehidupannya diraih dengan ilmu, betapapun suksesnya kehidupan seseorang bila tidak didasari dengan ilmu maka itu adalah kesuksesan yang semu, karena dibalik itu akan timbul banyak masalah. Allah ta’ala ketika menciptakan manusia pertama yaitu Nabi Adam ‘alaihissalam dan dimuliakan lebih dari seluruh makhluk yang ada termasuk para Malaikat, karena ilmu yang dikaruniakan oleh Allah kepadanya, sebagaimana diisyaratkan oleh Allah ta’ala didalam firman-Nya yang maknanya :”Dan Allah mengajari ilmu tentang nama-nama benda yang ada di surga seluruhnya.” ( QS Al Baqarah : 31 ) Demikian pula ketika Allah ta’ala menurunkan wahyu pertama kepada Nabi kita ‘alaihishalatu wasallam maka Allah menurunkan ayat yang menjelaskan pentingnya ilmu dan menguasai sarana untuk memiliki ilmu yaitu membaca, seperti yang Allah ta’ala sebutkan didalam firman-Nya yang maknanya :”Bacalah dengan Nama Rabbmu yang telah menciptakan, telah menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah dan Rabbmu adalah Dzat Maha Mulia, Dzat yang telah mengajari dengan pena, Dia mengajari manusia apa yang belum diketahuinya.” ( QS. Al ‘Alaq : 1-5 ) Ayat tersebut mengisyaratkan bahwa Allah ta’ala memuliakan manusia dengan ilmu yang diajarkan oleh Allah kepadanya, juga menjelaskan tentang fungsi membaca dan pena yang merupakan sarana yang digunakan untuk mempelajari ilmu. Karena pentingnya ilmu inilah maka Allah ta’ala memerintahkan para hambanya siapapun dia apabila tidak mengetahui sesuatu maka harus bertanya kepada ahlinya, dan bertanya merupakan salah satu cara untuk mengetahui ilmu, Allah ta’ala berfirman yang maknanya :” Bertanyalah kepada ahli ilmu jika kalian tidak mengetahui.” ( QS. An Nahl : 43 ) Lalu apa hubungannya dengan kehidupan seorang muslim ? Kita perlu ingat dan sadar bahwa keberadaan makhluk Allah yang bernama manusia dimuka bumi ini bukanlah hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhannya bagi kelangsungan hidup didunia, tetapi untuk sesuatu yang sangat penting yaitu ibadah kepada Allah ta’ala, dan aturan-aturan tentang ibadah semuanya tercantum didalam Al Qur’an dan penjelasan Nabi ‘alaihishalatu wasallam didalam hadits-haditsnya yang shahih dan semuanya tidak mungkin diketahui oleh setip hamba kecuali dengan mempelajarinya lebih dahulu, oleh karenanya tidak dikatakan benar ibadah seorang hamba kecuali diawali dengan mengetahui ilmu yang terkait dengan ibadah yang akan dikerjakannya, seperti Shalat lima waktu, zakat, shaum, Haji dll. Contohnya tentang shalat Nabi ‘alaihishalatu wasallam bersabda yang artinya :” Shalatlah kalian sebagaimana melihat aku shalat.” ( HR. Al Bukhari ) Demikian juga tentang haji beliau menyebutkan :”Ambillah cara manasik haji kalian dariku!” ( HR. Muslim ) Oleh karenanya Al Imam Al Bukhari menyebutkan satu bab khusus dalam kitabnya As Shahih : Bab pentingnya ilmu sebelum berbicara dan berbuat. Berilmu tentang suatu ibadah mengetahui segala ketentuan yang terkait dengan benarnya pelaksanaan suatu ibadah, dan agar tidak melampaui batasnya atau melaksanakannya dengan asal-asalan, dan hal itu meliputi unsur-unsur berikut :
- Mengetahui dasar perintahnya, karena Nabi ‘alaihishalatu wasallam bersabda yang artinya : ”Barangsiapa beramal dengan suatu amal tanpa adanya perintah dari kami maka amal tersebut tertolak.
- Mengetahui kapan waktunya, karena amal yang belum memasuki waktunya tidak dianggap sah.
- Mengetahui tempatnya, bila suatu amal dikerjakan bukan pada tempatnyapun dianggap tidak sah.
- Mengetahui jumlahnya, bila suatu ibadah terkaait dengan jumlah maka harus disesuaikan dengan petunjuknya seperti zakat, jumlah rakaat dll
- Mengetahui jenis dan macamnya, bila suatu ibadah tidak sesuai dengan jenis yang disebutkan dianggap suatu penyimpangan, contoh berkurban pada hari raya kurban dengan kuda.
- Mengetahui sifat dan cara pelaksanaannya, bila cara dalam suatu ibadah tidak sesuai dengan apa yang disyariatkan maka dianggap mengada-ada, dan mengada-ada dalam suatu ibadah adalah kemaksiatan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: