Warga Kuningan Terima Raskin Berkutu
KUNINGAN – Ratusan sak (karung, red) atau seberat 15 kg beras miskin (raskin) di Kelurahan/Kecamatan Kuningan terpaksa dikembalikan ke Bulog. Pasalnya, raskin yang disalurkan untuk warga miskin itu bau apek dan berkutu. Bahkan, berasnya berwana Kuning. Meski diketahui beras tersebut tidak layak dikonsumsi, namun pihak kelurahan tidak peduli dan tetap saja menyalurkan raskin ke warga miskin hingga tersisa 78 karung. Kabag Ekonomi Setda Kuningan Trisman Supriatna MPd yang menerima laporan warga adanya raskin tak layak konsumsi itu langsung bertindak dengan mendatangi kantor kelurahan tersebut. Dari hasil sidak itu, terbukti beras raskin yang disalurkan pihak kelurahan berkutu dan bau apek. Akhirnya, kabag Ekonomo Setda Kuningan memerintahkan kelurahan untuk menghentikan penyaluran raskin. Bukan itu saja, beras itu pun di kembalikan ke Bulog. Melihat kenyataan ini, Kabag Ekonomi Setda Kuningan Trisman Supriatna MPd berang. Sebab, pihak kelurahan tidak proaktif melaporkan adanya beras raskin tak layak konsumsi itu ke Pemkab, tapi justu tetap menyalurkannya ke warga. “Harusnya kalau ada kejadian ini seperti ini, bapak (Lurah, red) jangan diam, segera laporkan. Beras ini tidak layak dikonsumsi. Jangankan untuk manusia, untuk hewan pun tidak layak,” tegas Trisman ketika menegur Lurah Kuningan Ujang Sutrisna di ruangannya, kemarin (21/6). Trisman menegaskan, awalnya pihak bulog memberikan toleransi bahwa beras bisa dikembalikan dalam kurun waktu 2 X 24 jam. Tapi, pihaknya meminta kapan saja dikembalikan selama itu tidak layak dikonsumsi dan pihak bulog menyanggupi. “Sekarang harusnya pihak desa dan kelurahan yang proaktif. Kami sudah berusaha semaksimal mungkin membantu warga miskin. Jangan takut terbebani ongkos angkut karena sudah menjadi tanggungjawab bulog,” ucap dia. Mantan kabag umum ini meminta kepada pihak kelurahan agar menarik kembali beras yang sudah disalurkan. Pihaknya, sudah menelpon bulog dan mereka akan segera mengganti beras tersebut. Sementara itu, Lurah Kuningan Ujang Sutrisna berkelit pihaknya belum melaporkan terkait beras karena sibuk mengurus penebangan pohon. Pohon yang sempat ditebang dan jatuh ke permukiman warga serta sempat menimbulkan korban tewas satu orang itu kembali ditebang. “Saya tadi sibuk di tempat penebangan pohon dan baru kembali ke kantor, sehingga belum mendapatkan laporan,” akunya. Terpisah, Kasi Kesra Kelurahan Kuningan Eni Nuryani menyebutkan, pihaknya terpaksa manyalurkan beras ke warga karena kupon sudah disebar. Kemudian, dia mengatakan bahkan sudah hal lumrah bagi warga menerima beras raskin berkutu, bau ampek dan berwarna kuning. “Yang saya tahu beras raskin itu yang bagus kualitasnya adalah pada bulan Januari lalu. Saya juga jujur terkadang sedih dan tidak tega beras seperti ini dibagikan ke warga,” ucapnya. Sementara Seketrais RT 04 RW 08, Lingkungan Ciasem, Rudi Supridi menerangkan, pihaknya tidak tega melihat warga harus mengkonsumsi beras tidak layak seperti itu. Namun, karena warga butuh pihaknya tidak bisa menahan. “Saya ucapkan terimakasih kepada Pemkab Kuningan yang sudah langsung merespon dan langusng mengganti. Selama ini terkadang warga bingung harus mengeluh kemana,” jelas Rudi. Dari keterangan beberapa warga yang terpaksa membeli beras menuturkan, beras raskin itu akan kembali digiling sehingga warnanya tidak lagi kuning dan bau apek. Meski konsekwensinya harus menambah uang lagi. “Mau apalagi, ya sudah seperti ini. Memang untuk beras kali ini lebih parah sekali dan kualitasnya buruk. Biasanya yang seperti ini kalau dimasak pun ancur,” ucap ikin salah seorang penerima sambil bergegas memikul beras satu karung raskin. (mus)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: