Waspada, Jabar Terbanyak Vaksin Bayi Palsu
JAKARTA- Pemalsuan obat-obatan kian mengerikan. Kemarin (22/6) Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dittipideksus) Bareskrim mengungkap adanya enam jaringan pembuat vaksin palsu untuk bayi. Di antaranya, vaksin polio, campak dan bacillus calmette-guerin (BCG). Dampak penggunaan vaksin palsu ini sedang dianalisa di laboratorium. Direktur Dittipideksus (Dirtipideksus) Bareskrim Brigjen Agung Setya mengatakan pengungkapan kasus ini dimulai dari adanya indikasi pemalsuan vaksi di sejumlah lokasi di Jakarta. “Kami kemudian telisik lebih dalam,” paparnya. Ternyata, terdapat enam jaringan yang memproduksi vaksin palsu tersebut. Enam jaringan itu, yakni penjual vaksin di Pasar Kramat Jati, jalan Manunggal Kalisari, Jatibening, Puri Bintaro Hijau, jalan Serma Hasyim dan Kemang Regency. ”Semua sedang didalami, apakah mereka terkait atau tidak,” jelasnya. Pembuatan vaksin palsu itu dilakukan dengan mencampurkan berbagai bahan kimia, di antaranya anti biotic dan infus. Dia menuturkan, pembuatan vaksin palsu dari enam jaringan ini hampir sama. “Kami juga menemukan beberapa alat press yang digunakan untuk mencetak tempat vaksin,” paparnya. Namun yang pasti, keenam jaringan pemalsu vaksin bayi ini telah berproduksi selama lebih dari 5 tahun. Dengan begitu, kemungkinan besar vaksin palsu itu telah beredar luas. Bahkan, bisa jadi telah digunakan. “Peredarannya di seluruh Indonesia,” terangnya. Wilayah mana yang telah dideteksi terdapat vaksin bayi palsu? Dia menuturkan bahwa memang sudah menyebar di mana-mana. Tapi, kalau yang sudah terdeteksi pasti, ada di Banten, Jawa Barat dan DKI Jakarta. ”Kami mengembangkan terus,” jelasnya. Yang mengkhawatirkan, ternyata sulit untuk membedakan antara vaksin asli dengan palsu tersebut. Sebab, keduanya sangat mirip dan hanya bisa diketahui palsunya dari tes laboratorium. “Bahkan, saya khawatir kalau tenaga medis seperti dokter dan perawat juga tidak bisa membedakannya. Vaksin itu yang bisa menggunakannya hanya tenaga medis. Tentunya diharapkan tenaga medis bisa lebih waspada. Setidaknya, jangan membeli vaksin yang harganya lebih murah dari pasaran,” jelasnya. Lalu, bagaimana dampaknya pada bayi yang telah menggunakan vaksin palsu itu? Dia menuturkan bahwa saat ini sample vaksin palsu ini telah dimasukkan ke laboratorium. Tentunya, akan dianalisa apakah kandungan zatnya dan dampaknya pada tubuh bayi. “Kami cek, beberapa hari ke depan bisa diketahui,” ujarnya. Dia menegaskan, enam jaringan itu bisa memperoleh keuntungan sekitar Rp25 juta dalam seminggu. Tentunya, kondisi itu dapat diartikan bahwa vaksin palsu yang murah ini memang banyak pemesannya. ”Ya, orang tua dan tenaga medis sebaiknya berhati-hati,” jelasnya. Rencana ke depan, lanjutnya, Bareskrim akan berupaya mengungkap penjualan vaksin bayi palsu ini hingga ke pasar-pasar. Dia menjelaskan, pihaknya berupaya mencegah vaksin palsu ini digunakan. ”Kami upayakan agar masyarakat tidak dirugikan dengan vaksin palsu ini. Walau, sejauh ini belum ada laporan adanya korban dari vaksin palsu,” tuturnya. (idr)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: