Disdik Klaim Belum Temui Keluhan

Disdik Klaim Belum Temui Keluhan

Proses Verifikasi Dimajukan Jadi 27 Juni KEJAKSAN – Kendala masyarakat mengakses PPDB Online tak membuat Dinas Pendidikan (disdik) membuka mata. Bahkan menganggap selama pendaftaran mandiri belum menemui keluhan. Menurut Kadisdik, Anwar Sanusi SPd MSi, belum mendapatkan keluhan baik dari orang tua siswa, maupun siswa pendaftar itu sendiri. “Saya rasa ini bagus. Situs juga lancar untuk diakses dan belum ada keluhan. Justru banyak yang memandang ini positif,” ujarnya, Kamis (28/6). Ia justru mengklaim situs PPDB lancar, dan bisa diakses 24 jam, tanpa gangguan. Disdik juga sudah melakukan koordinasi dengan pihak sekolah-sekolah, agar bisa mempersiapkan pendaftaran online di sekolah tersebut. Dan membantu, apabila ada orang tua siswa ataupun siswa yang kesulitan mendaftar langsung. Karena pihak sekolah sudah dibekali peralatan komputer online yang siap membantu jika ada yang mendaftarkan diri secara langsung di sekolah tersebut. “Ya sekarang juga sudah bisa mendaftarkan di sekolah. Karena verifikasi dimajukan jadi tanggal 27 Juni sampai 7 Juli,” jelasnya. Dimajukannya jadwal verifikasi, kata dia, antara lain dengan maksud agar pihak sekolah mempunyai waktu lebih banyak untuk mendata ulang siswa yang mendaftar di sekolah secara online. Dan nanti akan disatukan dengan siswa yang mendaftar secara langsung di sekolah. “Biar ada kesempatan waktu lebih banyak dan mempermudah pilihan bagi siswa maupun orang tua siswa, untuk mendaftar di sekolah langsung atau secara mandiri online,” terangnya. Anwar juga mengatakan, sosialisasi sudah dilakukan secara berjenjang. Baik itu dari Dinas Pendidikan ke masing-masing UPTD Pendidikan, lalu ke pihak sekolah. Dan dari pihak sekolah ke siswa atau orang tua murid. Hal itu, merupakan salah satu bentuk antisipasi agar informasi terkait PPDB online ini bisa sampai menyeluruh dan tepat pada sasaran. “Sosialisasi sudah dilakukan secara berjenjang dari Dinas Pendidikan ke UPTD, ke sekolah, lalu sosialisasi di sekolah. Dan sekarang situs juga sudah berjalan dengan baik. Insya Allah berjalan lancar,” paparnya. Ditanya tentang jumlah pendaftar yang sudah terdata, Anwar menjelaskan, hingga Rabu 27 Juni 2012, jumlah pendaftar SMP dan SMA yang masuk sebanyak 6.371. Dan pendaftar luar kota sebanyak 101 siswa. “Jadi total keseluruhan 6.472 pendaftar hingga Rabu,” terangnya. DATA BERBEDA Berbeda dengan kadisdik, Ketua Pelaksana PPDB Online Abdul Haris mengatakan, hingga Kamis 28 Juni 2012, sudah sekitar 17 ribu anak yang mendaftar melalui PPDB online. “Sudah banyak, sekitar 17 ribu pendaftar,” ucapnya singkat. Data yang diperoleh Radar dari situs http://kotacirebon.siap-ppdb.com sampai tanggal 28 Juni 2012 pukul 16.30 WIB tercatat 1.384 siswa sudah mendaftar melalui pendaftaran online. Terdiri dari 301 siswa untuk SMA, minus SMAN 6 yang saat diakses tidak dapat menampilkan data siswa. Lalu 11 siswa untuk SMK dan 1.072 siswa untuk SMP. Dari data tersebut masih terdapat sejumlah 106 siswa berasal dari luar kota Cirebon. Senada, Ketua Komisi C DPRD Kota Cirebon, H P Yuliarso BAE menilai sosialisasi yang dilakukan Disdik masih belum maksimal. “Masih banyak masyarakat yang bingung dan belum mengerti bagaimana cara pendaftarannya,” ujarnya ditemui di Griya Sawala, kemarin. Politisi Partai Demokrat ini juga mengatakan banyak masyarakat yang akhirnya meminta bantuannya untuk mendaftarkan anaknya ke sekolah-sekolah. “Banyak yang minta tolong ke sini dan minta kejelasan. Alhamdulillah semuanya bisa teratasi dan saya yakin, semua pasti beres,” tukasnya. Terpisah, Sekretaris Komisi C DPRD Kota Cirebon, Taufik Pratidina juga menilai, sosialisasi yang dilakukan oleh Disdik kepada siswa atau masyarakat dianggap sangat minim. Karena, hingga saat ini masih banyak masyarakat atau siswa yang kebingungan tentang cara pendaftaran online. “Sosialisasi untuk kalangan siswa dan masyarakat masih sangat kurang. Karena masih banyak warga yang bingung,” tuturnya di kantornya, kemarin. Politisi Partai Keadilan Sejahtera ini juga mengaku heran dengan adanya beberapa menu yang tidak dapat diakses di website tersebut. Padahal, Taufik berharap seluruh elemen masyarakat bisa ikut memantau dan mengawasi. Karena, munculnya sistem online ini juga dimaksudkan agar transparansi tercipta di kalangan masyarakat. “Ada beberapa menu yang tidak bisa diakses seperti data pendaftar. Sebenarnya ada apa? Saya harap masyarakat dapat mengawasi dan memantau. Karena, yang lebih mengetahui hasil UN adalah teman-teman yang mendaftar. Sehingga dengan begitu, transparansi bisa tercipta dengan baik,” jelasnya. (kmg/aff)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: