Usai Sahur dan Berbuka Jam Padat Mudik

Usai Sahur dan Berbuka Jam Padat Mudik

JAKARTA - Puasa Ramadan masih menyisakan sepuluh hari lagi, namun suasana mudik Lebaran mulai terasa. Beberapa kendaraan keluarga terutama multi purpose vehicle (mpv) sudah terlihat meninggalkan Jakarta, aneka barang bawaan diikat di atas mobil. Akses jalan menuju jalur mudik juga sudah dipersiapkan masing-masing kepala daerah. Tambahan infrastruktur untuk mudik Lebaran pada tahun ini, mirip dengan 2015. Jika tahun lalu pemerintah meresmikan tol Cikopo-Palimanan (Cipali) sepanjang 116,75 kilometer, kini ada Tol Brebes Timur. Pemudik bisa menghemat banyak waktu karena keluar tol, langsung masuk Kota Tegal. AVP Corporate Communication Jasa Marga, Dwimawan Heru Santoso mengatakan, fasilitas untuk membantu kelancaran pemudik bukan hanya soal infrastruktur. Pengelola jalan tol yakni PT Jasa Marga, PT Lintas Marga Sedaya (LMS), dan PT Semesta Marga Raya sepakat untuk berintegrasi soal pembayaran. ’’Sekarang, dari tujuh kali berhenti untuk membayar dijadikan tiga kali saja,’’ katanya pada Jawa Pos (Radar Cirebon Group). Jadi, pengendara saat melintasi gerbang Cikopo, Plumbon, Ciperna dan Mertapada tidak perlu lagi membayar. Katanya, itu bisa mengurangi kemacetan yang selama ini terjadi saat antri membayar. Namun, pengendara perlu menyediakan uang yang lebih banyak sampai Rp165 ribu bagi pemudik dari Jakarta sampai keluar Brebes Timur. Meski panjang jalan tol bertambah, Jasa Marga memprediksi kepadatan kendaraan di jalan tol berkurang sedikit dibanding Lebaran 2015. ’’Liburnya lebih terdistribusi. Jadi pengendara punya lebih banyak pilihan waktu untuk mudik,’’ katanya. Warga bisa mudik pada Sabtu (2/7), Minggu (3/7), atau Senin (4/7). Jasa Marga memprediksi puncak kendaraan yang keluar dari Jakarta mencapai 118 ribu kendaraan. Sedangkan tahun lalu, menembus 119 kendaraan. Pada hari normal, yang keluar Jakarta melalui pintu tol Cikarang Utama sekitar 77 ribu kendaraan. Jasa Marga sudah menyiapkan agar kondisi jalan bisa dilalui dengan lancar. Meski demikian, dia berharap agar pemudik menghindari jam-jam pada di jalan tol supaya makin lancar. ’’Biasanya, waktu favorit itu setelah sahur dan buka puasa,’’ terangnya. Jasa Marga memprediksi puncak arus mudik dari Jakarta terjadi pada H-5 atau Jumat (1/7). Supaya tidak terjadi kemacetan, dia juga meminta agar warga tidak fanatik lewat jalan tol saat mudik. Opsi menggunakan jalur kota-kota memang bisa dipilih. Pemerintah daerah sudah mempersiapkan jalanan supaya layak dilewati. Seperti memperbaiki jalan yang bolong, sampai menyiapkan contra flow saat lewat pasar. Di jalur pantai utara (Pantura) relatif tidak ada beda. Opsi lain adalah lewat jalur pantai selatan. Jalanan yang selama ini dianggap penuh macet, sudah mulai terurai. Di Nagreg, Bandung misalnya, sudah ada pembeda bagi kendaraan menuju Bandung, maupun menuju kota lain. Jadi, truk yang kesulitan menanjak tidak lagi mengganggu kendaraan dari sisi sebaliknya. ’’Jalan keluar Bandung dibuat searah. Angkutan kota yang biasanya boleh lewat juga tidak bisa lagi mulai minggu depan,’’ kata Suhendi (45), warga Nagrek. Warga mengalah, kalau mau ke arah Bandung harus memutar lebih jauh. Kemacetan diprediksi pindah ke perbukitan Malangbong, Garut. Selain itu, di Gumelar, Banyumas juga ada pelebaran di beberapa ruas jalan. Aspal barunya membuat perjalanan menjadi makin lancar. (dim)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: