Belajar dari Kegagalan di Kejuaraan Dunia

Belajar dari Kegagalan di Kejuaraan Dunia

CIREBON – Bertanding di Amway Spring Woman World 9 Ball Open 2016 menjadi pengalaman yang tidak akan terlupakan bagi Nony Krystianti Andilah. Kejuaraan dunia yang dihelat di Taiwan pada 10-20 Juni lalu itu merupakan kejuaraan dunia perdana bagi pebiliar putri andalan Kota Cirebon tersebut. Nony merasa beruntung mendapatkan kesempatan emas tampil dalam kejuaraan dunia itu. Dia tidak kecewa meski hanya mencicipi pertandingan di babak penyisihan. Nony tersingkir setelah tiga hari di Taiwan. Itu setelah mengalami tiga kali kekalahan. “Saya bersyukur banget karena diberangkatkan oleh POBSI Jabar ke Amway, kejuaraan dunia yang pertama kali aku ikut,” kata Noni. Akibat tiga kekalahan beruntunya itu, Nony jadi lebih banyak menghabiskan sisa waktunya di Taiwan untuk menonton pertandingan. Namun, justru dari menonton pertandingan itu dia jadi banyak belajar. Penampilan para pebliar putri dunia seperti Yuan-Chun Lin dari Taiwan atau Rubilen Amit dari Filipina jadi favoritnya. Pelajaran yang paling berharga, menurut Nony, adalah untuk tidak menyia-nyiakan setiap kesempatan. “Aku jadi tahu bagaimana cara pebiliar dunia itu bertanding. Mereka seperti tidak pernah kehilangan konsentrasi sehingga selalu menghabiskan bola dalam setiap kesempatan. Dari menonton itulah akan saya jadikan pengalaman,” kata pebiliar kelahiran Cirebon, 23 November 1995. Tidak heran jika dia bergitu antusias menceritakan pengalamannya selama di Taiwan. Keterlibatannya dalam Amwany Spring Woman World 9 Ball Open 2016, selain yang pertama kali dalam karirnya sebagai atlet biliar, juga merupakan modal yang amat penting sebelum ia berlaga di Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX/2016. Apalagi, Nony memiliki target yang cukup ambisius. Dia ingin mempersembahkan medali emas bagi kontingen Jawa Barat dalam perhelatan akbar empat tahunan itu. “Setelah ikut Amway, saya jadi merasa belum bisa apa-apa. Perasaan itu membuat aku sadar, perlu lebih banyak waktu lagi buat latihan supaya permainannya tambah matang,” ungkapnya. Bukan kali ini saja Nony diandalkan Jawa Barat di PON. Pebiliar putri berusia 21 tahun itu juga menjadi andalan Jawa Barat pada PON XVIII/2012 di Riau. Ketika itu, Nony meraih satu 1 perak dan 1 perunggu. Melihat pada pengalaman empat tahun lalu, rasanya memang tidak berlebihan jika tahun ini Nony berambisi meraih medali emas. Apalagi, POBSI Jabar sudah mencanangkan target juara umum dengan minimal raihan enam medali emas. “Tahun ini Jabar tuan rumah, jadi ini kesempatan yang baik banget buat berprestasi setinggi-tingginya. Mohon doanya. Semoga aku bisa,” pungkasnya. (ttr)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: