Setiap Malam Ganjil, Masjid Keramat Pasalakan Ini Penuh

Setiap Malam Ganjil, Masjid Keramat Pasalakan Ini Penuh

SUMBER - Masjid Keramat Pasarean Pasolehan begitulah nama masjid yang sekarang dikenal dengan Masjid Al-Karomah, di RT 03/02 Kelurahan Pasalakan, Kecamatan Sumber. Lokasi masjid yang harus memasuki gang sempit, rupanya tak menyurutkan orang untuk berkunjung ke masjid yang didirikan Syekh Syarif Abdurohaman Al-Usmani itu. Menurut Pengurus Masjid, Suhendra menyebutkan, setiap malam-malam ganjil di bulan suci Ramadan, masjid itu selalu dipadati ribuan jamaah beritikaf melaksanakan salat malam. Masjid itu memang menggelar itikaf dipimpin oleh tokoh agama dan juga juru kunci masjid tersebut. \"Tiap malam ganjil, jam 12 malam, masjid sudah ramai oleh ribuan jamaah. Mereka bahkan sudah pada pesan tempat dulu,\" ujarnya kepada Radar, kemarin. Jamaah datang dari berbagai daerah, utamanya dari daerah sekitar, seperti Kaliwadas, Watubelah, Megu, Palimanan bahkan Indramayu. Saat itikaf, mereka melakukan dzikir dan juga salat malam berjamaah. \"Biasanya sampai meluber ke halaman masjid,\" ucapnya. Padatnya jamaah itikaf ini, menurut Suhendra, karena beberapa faktor. Salah satunya karena faktor adanya pemimpin itikaf. \"Kalau di sini, itikaf ada yang pimpin, beda dengan masjid lain,\" katanya. Selain itu, Masjid Keramat Pasarean Pasolehan ini juga memiliki sejarah yang panjang sebagai masjid kuno di Cirebon. Syekh Syarif Abdurohman Al-Usmani yang mendirikan masjid itu, merupakan ulama asal Baghdad yang datang bersama empat ulama lain dari Timur Tengah seperti Syekh Maulana Malik Ibrahim, Syekh Nurjati, dan Syekh Quro. \"Empat ulama itu memiliki daerah dakwah berbeda, Syekh Maulana Malik Ibrahim di Jawa Timur dan Jawa Tengah, Syekh Nurjati di Cirebon, dan Syekh Quro di Karawang,\" terangnya. Diperkirakan, masjid itu di bangun pada abad ke-12 masehi. Kini, kondisi bangunan masjid memang sudah tidak asli, karena sudah dilakukan pemugaran. Bangunan asli masjid, seperti tiang saka tatal sudah diganti. \"Tiang yang asli disimpan, dan juga ada yang dipakai untuk bangunan,\" ucapnya. Namun, keberadaan masjid itu tetap saja menjadi daya tarik karena letaknya yang berada jauh dari keramaian. Lokasinya berada dekat pesarean dan tempat pemakaman umum. Hanya, ada beberapa rumah di sekililingnya. Menurut cerita sejarah, masjid ini konon dibangun dalam waktu semalam yang memang letaknya, awalnya berada di sebelah timur kali. Karena ada orang yang buang hajat di sebelah timur, masjid itu pun dipindahkan. Sementara tempat wudhunya masih tertinggal di tempat semula. Kini tempat wudhu itu dinamakan sebagai balong baros, yang dipercaya masyarakat setempat apabila mandi di balong tersebut, bisa menyembuhkan penyakit dan juga dimudahkan rezeki dan jodohnya. \"Banyak kalau malam Jumat yang mandi di sini,\" tambah Suhendra yang dijuluki Mama Balong. Saat tanggal 7 mulud malam, balong itu dikuras setiap tahun. Warga pun berduyun-duyun untuk mencuci tiang saka tatal yang disimpan di balong tersebut. Sebelum tradisi pemandian, dilakukan acara tahlilan dan doa bersama. (jml)    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: