Bareskrim Ajak Ahli Farmasi Kaji Efek Samping Vaksin Palsu

Bareskrim Ajak Ahli Farmasi Kaji Efek Samping Vaksin Palsu

JAKARTA - Bareskrim Polri belum berani memastikan ada tidaknya kandungan berbahaya dalam vaksin palsu. Meskipun BPOM menyatakan belum menemukan kandungan berbahaya dalam temuan vaksin palsu. Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dirtipideksus) Bareskrim Brigjen Agung Setya mengungkapkan, ada delapan sampel yang selesai diuji laboratorium. ”Ini baru sebagian kecil,” tuturnya. Salah satu yang selesai diuji itu adalah vaksin dengan jenis Tripacel. Jenis itu merupakan vaksin untuk tiga jenis penyakit, yakni tetanus, infeksi tenggorokan (difteri) dan infeksi bakteri di paru-paru (pertusis). ”Saya hanya bisa sebutkan satu jenis dulu ya,” ujarnya. Dari hasil uji lab ke vaksin Tripacel itu, dipastikan sama sekali tidak ada bahan antitetanus, difteri dan pertusis. ”Ini memastikan bahwa vaksin tersebut palsu,” tegas Agung. Lalu, apakah ada kandungan yang berbahaya? Menurutnya, untuk memastikan dampak bahan di vaksin palsu itu berbahaya atau tidak, harus ada kajian lebih mendalam lagi yang melibatkan ahli farmasi dan dokter. Karenanya, Bareskrim berencana mengajak ahli farmasi untuk mengkaji efek samping kandungan vaksin palsu itu. Sementara itu, Ahli Farmasi Universitas Indonesia (UI) Sutriyo mengatakan, pengecekan kandungan vaksin memang tak bisa sederhana. Karena vaksin sendiri dibuat dengan kandungan bakteri atau virus yang telah dilemahkan. Dengan kondisi itu, pengujian kimia sederhana tak bisa dilakukan begitu saja. Kalau untuk pengujian kimia, mungkin hanya butuh beberapa jam saja. Tapi, ada organisme di dalam vaksin itu. \"Karena itu, butuh proses untuk mengidentifikasi apakah mikroba di dalamnya benar. Untuk hal itu, pastinya butuh proses inkubasi yang butuh waktu beberapa hari,\" jelasnya. (JPG)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: