Petani Garam Pantura Minati Teknologi Geomembran

Petani Garam Pantura Minati Teknologi Geomembran

KANDANGHAUR - Panjangnya musim penghujan, semestinya membuat para petani garam di wilayah Pantura Kandanghaur sumringah. Tapi nyatanya tidak. Berharap melonjak, harga garam justru masih anjlok. Petani garam rakyat asal Kecamatan Kandangahur, Darmin menyebutkan, saat ini harga garam masih di kisaran Rp400 ribu/ton. Padahal di bulan yang sama pada tahun 2015 lalu, harga garam mengalami lonjakan cukup drastis mencapai Rp600-Rp700 ribu/ton. “Sebenarnya harga sekarang ini lumayan bagus dibanding panen garam musim kemarau lalu, yang anjlok hingga titik terendah yakni Rp160 ribu/ton atau setara dengan Rp160/kg. Tapi kalau dibanding tahun lalu, masih kalah jauh,” terang dia kepada Radar, Jumat (15/7). Padahal, kata dia, menghadapi kondisi iklim saat ini, mayoritas petani dan tengkulak sebelumnya ramai-ramai menimbun garam pasca musim panen terakhir. Tapi harapan meraih untung sirna. Gara-garanya, garam lokal kalah saing dengan garam impor. Melihat kondisi ini, dia dan petani garam lainnya mulai tergerak mengadopsi teknologi geomembran untuk meningkatkan produksi serta kualitas garam yang dihasilkan, supaya bisa bersaing dengan garam impor atau industri. Geomembran adalah sebuah sistem air laut yang dialirkan ke dalam kolam penampungan terlebih dahulu, kemudian dilakukan filterisasi menggunakan ijug sapu, batok kelapa dan batu zeolit. Kemudian setelah air laut yang sudah disaring masuk ke dalam kolam penampungan yang sudah terlapisi plastik hitam. Teknik ini diyakini tidak hanya dapat menggenjot produksi garam, namun juga memperbaiki kualitas garam lokal. Maska, petani garam lainnya membenarkan hal itu. Ketertarikan petani karena selama ini sebagian besar kualitas garam lokal yang dihasilkan masih rendah. Sebut saja warnanya yang butek, masih tercampur dengan tanah, hingga kadar Natrium klorida (NaCl) yang rendah. “Sekarang banyak petani yang mulai tertarik menggunakan teknologi geomembran. Supaya bisa jual garam lebih tinggi, karena sudah memenuhi spesifikasi garam industri yang selama ini masih harus dipenuhi dari impor,” jelas dia. (kho)          

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: