Ketimpangan PPDB, Sekolah Pinggiran Tetap Terpinggirkan

Ketimpangan PPDB, Sekolah Pinggiran Tetap Terpinggirkan

CIREBON - Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) resmi ditutup. Bila sekolah favorit banyak diserbu calon siswa baru hingga rombongan belajarnya (rombel) penuh, berbeda dengan yang di pinggiran kota. Anggota Komisi C DPRD, Jafarudin mengatakan, masih ada ketimpangan dalam PPDB. Dia mencontohkan, sekolah-sekolah di pinggiran seperti SMPN 18 dari kuota yang tersebut sebanyak 7 kelas, ternyata baru menerima siswa belum dua kelas. “Harusnya bisa merata. Siswa yang tidak diterima di sekolah favorit harus menerima dengan lapang dada dan masuk ke sekolah sesuai dengan nilainya,” ujar Jafarudin kepada Radar Cirebon. Jafarudin juga meminta orang tua siswa tidak memaksakan kehendak. Jangan sampai ada titip menitip dan memaksakan diri. Sebab, pada akhirnya yang menjadi korban ialah anaknya sendiri. Dengan membeludaknya rombel di sebuah sekolah. Akibatnya proses kegiatan belajar mengajar (KBM) tidak akan maksimal. Dari pengalaman yang sudah-sudah, ada sekolah yang menggunakan laboratorium untuk KBM. Hal itu karena terjadinya pemaksaan. “Masyarakat saat ini masih menganggap sekolah favorit adalah segala-galanya. Padahal secara umum sekolah itu sama, kan tergantung kemampuan anaknya juga,” tandas dia. Jafarudin tidak menampik, sekolah unggulan punya faktor tersendiri yang meningkatkan daya saing dan kualitas. Tapi, di sekolah lain juga punya keunggulan. Hal inilah yang penting untuk ditangkap orang tua siswa. Kemudian untuk dinas pendidikan, ada pekerjaan rumah yakni melakukan pemerataan guru. Tujuannya, agar ada pemerataan kualitas. Tidak hanya itu, Jafarudin juga meminta pemerataan fasilitas pendukung pendidikan mulai komputer, laboratorium dan alat peraga lainnya. Dengan demikian, tujuan pemerataan siswa dapa tercapai. (abd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: