Mau Instropeksi, Jonan Minta Maaf Soal Brexit

Mau Instropeksi, Jonan Minta Maaf Soal Brexit

JAKARTA – Kata maaf akhirnya disampaikan Menteri Perhubungan (Menhub) Igasius Jonan pada masyarakat. Permohonan ini ditujukan atas segala kekurangan dan persoalan yang muncul selama masa angkutan lebaran 2016. Diakui Jonan,  seluruh kementerian dan lembaga terkait sudah bekerja keras untuk menyiapkan angkutan lebaran ini. Meski akhirnya ada beberapa kekurangan yang terjadi saat pelaksanaannya. Khususnya, untuk moda berbasis jalan raya. Salah satunya tentu fenomena kemacetan luar biasa pada puncak mudik di ruas Brebes-Tegal. Hingga akhirnya merenggut nyawa yang ingin mudik, baik karena kecelakaan lalu lintas maupun sebab lain. “Atas nama semua stakeholder, kami menyampaikan rasa penyesalan serta permintaan maaf sebesar-besarnya atas jatuhnya korban meninggal dunia dan korban kecelakaan,” tuturnya dalam penutupan posko angkutan lebaran 2016, di kantornya, kemarin (18/7). Kejadian ini pun tidak hanya jadi angin lalu. Jonan berjanji akan menginstropeksi permasalahan yang terjadi selama masa angkutan lebaran 2016. Sejauh ini, kata dia, ada tiga hal penting yang dijadikan bahan evaluasi. Pertama, terkait pengoperasian tol baru. Dia menegaskan, ke depan pengoperasian tol baru wajib dibicarakan secara detail antar kementerian dan lembaga. Sehingga, kemacetan panjang  yang terjadi di ruas Brebes-Tegal tidak terulang kembali. Kedua, Jonan menyinggung soal peningkatan transportasi public yang juga akan terus digenjot. Kemudian, masalah sosialisasi arus mudik dan angkutan lebaran yang akan dilakukan sedini mungkin. Dalam penutupan posko angkutan lebaran 2016 kemarin, Jonan turut menyampaikan hasil evaluasi penumpang angkutan lebaran 2016. Menurutnya, kenaikan penumpang paling besar terjadi pada moda transportasi udara. Penumpang angkutan udara naik sebesar 13,74 persen dari tahun lalu, yakni 4,9 juta dari 4,3 juta penumpang. Kemudian, angkutan penyebrangan yang naik dari 3,5 juta menjadi 3,8 juta penumpang. Kenaikan terjadi sebesar 6,67 persen. Disusul dengan kenaikan penumpang moda kereta api, sebesar 3,78 persen. Penumpang moda ini melonjak hingga 4,08 juta dari besar penumpang tahun lalu, 3,9 juta penumpang. Diantara kenaikan ini, moda angkutan jalan justru menurun sebesar 5,99 persen dari tahun lalu, sebesar 4,6 juta penumpang. “Penumpang angkutan umum secara keseluruhan naik 4,3 persen. Dari 17,4 juta penumpang (2015) menjadi 18,15 juta tahun ini,”ungkap Mantan Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI) itu. Dalam kesempatan yang sama, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU Pera) Basuki Hadimuldjono turut menyampaikan rasa bela sungkawa atas tragedi “Brexit” yang terjadi pada mudik lebaran lalu. Basuki berjanji, segera merampungkan tol trans jawa, khususnya sampai Semarang. Sehingga, kepadatan bisa terurai. “Ini kan terjadi bukan di dalam ruas tol. Tapi di luar yang berimbas hingga dalam ruas tol,” ujarnya. Selain itu, pihaknya berencana untuk menambah rest area di sepanjang jalan tol. Tempat peristirahatan dalam kawasan tol ini disebutnya “rest area minimalis”, karena berisi toilet dan tempat ibadah saja. Terobosan ini dilakukan untuk mengatasi adanya penumpukan kendaraan di rest area, yang kerap menimbulkan titik kemacetan baru. “Untuk ke depannya akan ditambah tempat-tempat peristirahatan (rest area) yang minimalis (bukan full service) tiap 10 kilometer,” ungkapnya. Sementara itu, pengamat tranportasi Djoko Setijowarno mengatakan, kasus yang terjadi pada lebaran tahun ini memang diluar prediksi. Hal ini menunjukan jika paradigma penanganan pemerintah dalam operasi lebaran selama ini harus diubah. “Jangan lagi fokus berpikir kepada suplai (infratruktur) namun permintaan (kendaaraan),” ungkapnya.   Menurutnya, saat ini pertumbuhan kendaraan pribadi baik roda dua maupun roda empat sudah jauh melebihi dari kapasitas infrastuktur jalan yang ada. Karena itu, perlu ada pengendalian yang tegas terhadap tata tertib di jalanan. Tak terkecuali pada saat arus mudik dan balik. “Misalnya, sepeda motor. Sebagian besar kendaraan ini kan sebenarnya tidak dirancang untuk bepergian jauh. Apalagi, dengan penumpang lebih dari dua,” terangnya. Karena itu, dia meminta agar ada pembatasan arus sepeda motor di jalur mudik atau penilangan yang tak sesuai dengan regulasi. (mia/bil)    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: