Kisah Wasit Asal Cirebon Menembus NBA (4); Ikut Intro Meeting yang Dihadiri Wasit Senior NBA

Kisah Wasit Asal Cirebon Menembus NBA (4); Ikut Intro Meeting yang Dihadiri Wasit Senior NBA

PENGANTAR: Harja Jaladri belajar banyak hal dari wasit-wasit NBA yang ditemuinya selama berada di Amerika Serikat (AS). Pria asal Cirebon ini juga mendapat wawasan soal pengelolaan tenaga wasit NBA yang begitu rapi, berjenjang, dan sistematis. Berikut penuturan Harja kepada Jawa Pos Group.   SAYA tiba di Bandara LAX, Los Angeles International Airport, Amerika Serikat (AS) pada Minggu siang waktu setempat (3/7). Rangkaian acara NBA Summer League Referee Camp 2016 baru dimulai pada Rabu (6/7). Nah, selama dua hari pertama itu saya diberi bonus jalan-jalan oleh PT DBL Indonesia. Saya berkesempatan mengunjungi Universal Studios dan Hollywood Walk of Fame. Baru pada Selasa siang (5/7), dari Los Angeles saya bergeser ke Las Vegas. Perjalanan darat kira-kira sejauh 424 km dengan bus sengaja saya pilih. Saya ingin melihat pemandangan darat Negeri Paman Sam dengan lebih dekat. Butuh waktu kurang lebih empat jam untuk sampai ke kota tujuan. Sesampai di sana, saya langsung menuju official hotel NBA. Saya mendapat rekan sekamar wasit asal Mesir, Wael Mustafa. Keesokan harinya rangkaian acara NBA Summer Camp for referee dimulai. Pada hari pertama (6/7), seluruh peserta dikumpulkan untuk mengikuti intro meeting. Acara pembuka itu dipimpin langsung oleh NBA Director of D-League Official George Toliver. Para evaluator yang merupakan wasit-wasit senior NBA juga datang. Peserta tahun ini terdiri atas perwakilan wasit NBA, WNBA, NBA D-League, enam wasit perwakilan FIBA (termasuk saya), dan lima delegasi CBA (Asosiasi Basket Tiongkok). Ada juga sepuluh perwakilan dari Referee Development Program. Setelah sesi perkenalan, kami langsung mendapatkan materi kelas. George sendiri yang menjadi pembicara. Untuk materi pembuka, kami diberi penjelasan tentang perbedaan-perbedaan dasar antara peraturan-peraturan yang dianut NBA dan FIBA. Mulai signal sampai mechanical court (pergerakan wasit di lapangan). George menjelaskan semuanya dengan sangat detail. Dia juga langsung membimbing kami, wasit-wasit FIBA, untuk melakukan simulasi mechanical court. Tempat kami berkumpul cukup luas. Ruangan terdiri atas dua bagian. Satu tempat untuk materi kelas, lalu satu sisi lain untuk simulasi gerakan di lapangan. Para peserta dari NBA, WNBA, dan D-League membantu kami untuk memahami sistem mechanical court yang baru kami kenal itu. (jpg/bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: