Jokowi Panen Dukungan
Istri Foke Mendadak Muncul di Pasar Klewer SOLO - Menghadapi putaran kedua pemilihan gubernur DKI Jakarta 20 September mendatang, Joko Widodo panen dukungan. Setelah berbagai pihak menyampaikan simpati, kemarin dua tokoh dari Jakarta menemui wali kota Solo itu di rumah dinasnya, Loji Gandrung. Mereka adalah mantan Menpora yang juga ketua tim sukses pasangan cagub-cawagub DKI Hendardji Supandji-Riza Patria, Adhyaksa Dault, dan seniman yang juga pengusaha Setiawan Djodi. Adhyaksa tiba terlebih dahulu di Loji Gandrung sekitar pukul 14.15. “Sudah kenal lama dengan Pak Jokowi. Saya datang ini sebagai sahabat untuk memberikan ucapan selamat karena beliau lolos putaran kedua. Tidak ada hal khusus,” katanya. Saat ditanya apakah ikut mendukung Jokowi, dengan sedikit bercanda Adhyaksa mengakui. “Wah, kalau sahabat, nggak usah disampaikan (mendukung, red) sudah ngerti,” tegasnya. Namun, Adhyaksa buru-buru meluruskan bahwa dukungan itu bersifat pribadi dan bukan kapasitasnya sebagai ketua tim sukses Hendardji-Riza. “Kalau suaranya mau dialihkan bagaimana caranya, kami kan independent? Pak Hendardji juga sudah berbicara dengan para pemilihnya untuk membebaskan dukunganya. Ingin perubahan wajar-wajar saja,” jelasnya. Menurut penilaian Adhyaksa, Jokowi layak memimpin Jakarta. Sebab, Jokowi sudah berhasil memimpin Solo dan dinyatakan sebagai salah seorang wali kota terbaik dunia. Dia juga menanggapi tudingan bahwa DKI Jakarta tak pantas dipimpin Jokowi yang notabene bukan warga DKI. “Otonomi daerah itu bukan diartikan sebagai kedaulatan daerah bahwa provinsi ini harus dipimpin putra daerah A. Itu namanya bukan kedaulatan rakyat di daerah. Jadi nggak harus orang daerah. Orang Solo bisa pimpin Jakarta, ini fenomena. Berhasil ya alhamdulillah. Kalau nggak, bersabar,” paparnya. Adhyaksa tak datang sendiri ke Loji Gandrung. Dia didampingi beberapa orang yang dikatakan sebagai dosen. “Tadi habis ngajar di Jogja terus mampir ke sini,” ucapnya sembari menunjuk beberapa rekannya. Beberapa saat kemudian giliran Setiawan Djodi menyusul ke Loji Gandrung. “Saya ini bukan anggota partai. Cuma orang biasa yang mendukung Pak Jokowi. Bukan sekarang saja, tapi sejak beliau mencalonkan wali kota pada 2005 dan 2010. Saya terus mendukung,” katanya. Menurut Djodi, Fauzi Bowo (Foke) dan Jokowi merupakan calon gubernur DKI Jakarta yang baik. Tapi, bagi pentolan Kantata Takwa itu, Jokowi yang terbaik. Djodi juga menyanjung keberhasilan Jokowi memimpin Kota Solo. Dikatakan, terdapat transformasi luar biasa pada pasar tradisional yang mencirikan style Jokowi sendiri dalam menggerakan ekonomi kerakyatan tanpa meninggalkan tradisi. Tapi, di sisi lain, investasi juga terus tumbuh dengan bermunculannya hotel-hotel berbintang. Djodi juga mengajak para golongan putih (golput) pada pilgub DKI Jakarta yang jumlahnya lebih dari 35 persen untuk menggunakan hak pilihnya pada putaran kedua nanti. “Ayo dipilih, ada dua calon,” ucapnya. Mendapat kunjungan dan dukungan dua tokoh nasional, Jokowi tak henti-henti mengucapkan alhamdulillah. “Beliau-beliau ini tokoh besar. Ada yang dukung, alhamdulillah. Didukung beliau, alhamdulillah,” lanjutnya. Sebelumnya, Jokowi menolak berbicara soal peluangnya memenangi pilgub putaran kedua. Dia hanya berharap agar pilgub DKI menjadi cermin bagi daerah lain di Indonesia. “Adu visi, adu program dan solusi. Bukan black campaign, apalagi SARA (suku, agama, ras dan antargolongan, red). Sudah nggak mempan itu. Warga sudah rasional,” tegasnya. Meski harus konsentrasi menghadapi putaran kedua pilgub DKI, Jokowi juga tetap tidak mau mengurangi aktivitasnya sebagai wali kota Solo. “Apa lagi? Nggak usah ndisiki. Sudah, kita mengalir saja dulu. Beri kesempatan untuk bekerja,” ujarnya setelah mengikuti rapat paripurna DPRD Solo, kemarin (18/7). Dalam rapat paripurna dengan agenda Penyampaian Nota Penjelasan Wali Kota Terkait Pembahasan Rancangan Kebijakan Umum Perubahan Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUPA PPAS) APBD Perubahan 2012 itu, Jokowi membacakan sendiri nota penjelasannya. Sampai separo jalan, disambung oleh Wakil Wali Kota FX Hadi Rudyatmo. Soal tugas-tugas sebagai wali kota Solo, Jokowi meminta waktu untuk menyelesaikan. Hanya, dia juga meminta semua pihak tidak berspekulasi terlalu jauh. Terutama terkait hasil putaran kedua pilgub DKI Jakarta pada 20 September mendatang. Sebelumnya, Wakil Ketua DPRD Supriyanto berpendapat, jika Jokowi terpilih menjadi gubernur DKI Jakarta, mau tidak mau FX Hadi Rudyatmo sebagai wakil wali kota harus menggantikan posisi wali kota. Soal pengganti wakil wali kota, DPRD akan memilih berdasar usul PDIP selaku partai pengusung. “Tapi, semua tentu juga menunggu hasil akhir pilkada DKI Jakarta. Jika Jokowi mengundurkan diri, sebagai penggantinya adalah hak dari wakil wali kota. Itu amanah Undang-Undang 32 Tahun 2004 dan isi dari sumpah janjinya. Jadi harus bersedia,” ungkapnya. ISTRI FOKE KUNJUNGI SOLO Sementara itu, Sri Hartati, istri Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo, kemarin (18/7) tiba-tiba muncul di Solo. Dia memborong bahan dan baju batik di Pasar Klewer. Kedatangan Tatik Fauzi Bowo “sapaan Sri Hartati” bersama anak, menantu, kakak, serta adiknya itu mengundang rasa penasaran pedagang pasar. Rombongan Tatik yang menumpang lima mobil itu tiba di halaman Pasar Klewer sekitar pukul 11.00. Setelah keluar dari Mitsubishi Pajero warna putih nomor polisi B 1505 PJO, Tatik langsung menuju bagian dalam pasar. “Cuma lihat-lihat. Sudah lama saya gak ke Klewer,” ujarnya kepada wartawan. Di salah satu kios Tatik memilih beberapa lembar kain batik. “Saya suka warnanya yang alami, gak pakai bahan kimia. Bapak (Fauzi Bowo, red) juga suka sekali batik. Sukanya warna yang berani. Kalau saya, suka model klasik warna cokelat. Hampir setiap hari saya pakai batik,” terangnya. Di kios itu Tatik sedikitnya menghabiskan Rp800 ribu untuk tiga lembar bahan batik. Di sela-sela memilih batik, ada salah seorang pengunjung pasar yang nyeletuk. “Bu, gak sekalian beli baju kotak-kotak,” ujar pria yang berada di barisan belakang rombongan Tatik. Celetukan itu hanya ditanggapi tawa kecil oleh Tatik. Tak lama kemudian Tatik bergeser ke kios lain. Dia bersama kerabat kembali memilih bahan dan baju batik. Si pemilik kios tampak antusias melayani ibu tiga anak itu karena barang dagangannya diborong. Di kios tersebut Tatik sedikitnya menghabiskan Rp1 juta. Dirasa batik yang dibelinya belum cukup, Tatik berpindah ke kios lain. Lagi-lagi si penjual batik tampak semringah didatangi rombongan dari ibu kota itu. Beberapa potong kain batik senilai Rp1 juta terjual. Batik di Solo lebih murah daripada di Jakarta, meski di Tanah Abang yang pasarnya lebih besar daripada Klewer. Ke depan Pasar Klewer saya harapkan bisa lebih baik lagi,” terangnya. Apakah ada rencana menemui Jokowi, Tatik mengatakan, jika memang diundang, dirinya bersedia bertemu. “Kalau diundang, ya mau (menemui Jokowi, red),” katanya lagi. Jokowi sendiri mengatakan tidak tahu kehadiran Tatik di Solo. “Saya malah gak tahu kalau Ibu Tatik di sini. Beliau kan senior saya, lebih sepuh daripada saya, Pak Fauzi juga, jadi harus dihormati. Semua harus dihormati,” ungkap Jokowi. Pagi harinya rombongan Tatik Fauzi Bowo berziarah ke kompleks makam keluarga Hoemardani Djojosudarmo di Desa Janti, Kecamatan Polanharjo, Klaten, sekitar 25 km dari Solo. Sekitar pukul 08.30 rombongan tiba di lokasi. Tempat pertama yang dituju adalah makam Letjen (pur) Soedjono Hoemardani yang tak lain adalah ayah Tatik atau mertua Foke. Rombongan Tatik juga berziarah ke makam KRMTH Poerwodiningrat, cucu Paku Buwono IX, yang merupakan kakek Tatik dari garis ibu. Kakeknya itu dimakamkan di Desa Cemani, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo. (wa/by/oh/mas/jpnn/c4/nw)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: