Pasca Bom Madinah, Pengamanan untuk Jemaah Haji Ekstra Ketat

Pasca Bom Madinah, Pengamanan untuk Jemaah Haji Ekstra Ketat

JAKARTA - Suhu politik yang dinamis di Arab Saudi pascateror bom pada awal Juli memaksa Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi bekerja ekstra. Secara ketat, mereka akan menerapkan strategi pengamanan tertutup guna memberikan rasa aman dan nyaman bagi para jamaah asal Indonesia yang melaksanakan ibadah haji di negara tersebut. Namun sayang, usaha tersebut tidak didukung dengan kekuatan personel yang memadai. Pengamanan tertutup hanya melibatkan 75 petugas PPIH Arab Saudi dari unsur TNI/Polri. Perinciannya, 50 TNI dan 25 Polri. Jumlah tersebut terpaut jauh bila dibanding jumlah jamaah haji sebanyak 160 ribu. ”Memang tidak proporsional,” kata Kabid Perlindungan Jamaah Haji Kolonel J Muchlis, kemarin (23/7). Menurut Muchlis, para personel itu memang tidak sepenuhnya memposisikan diri sebagai petugas keamanan. Tapi lebih cenderung bertanggungjawab pada fungsi perlindungan. Mereka hanya akan dititikberatkan pada upaya-upaya antisipatif. ”Pada prinsipnya, pemerintah Arab Saudi yang bertanggungjawab atas keamanan seluruh jamaah,” ucapnya. Sebagai antisipasi awal, kata dia, seluruh jamaah haji nantinya akan diberikan pemahaman seputar kondisi politik di Arab Saudi. Mereka akan diimbau untuk menghindari sejumlah titik yang berpotensi besar menjadi sasaran teroris. ”Kami akan memberikan sosialisasi sebagai bentuk tindakan preventif perlindungan itu tadi,” paparnya. Secara umum, Muchlis mengatakan pemerintah Arab Saudi juga besar kemungkinan akan memperketat pengamanan selama pelaksanaan ibadah haji. Terutama di sejumlah titik sentral, seperti Masjidil Haram. ”Kami akan mengimbau jamaah untuk selalu berada di ring 1 pengamanan itu, karena pengamanannya (dari pemerintah Arab Saudi) lebih ketat,” terangnya. Dirjen Pengelola Haji dan Umrah (PHU) Abdul Jamil menerangkan, perlindungan jamaah itu akan dilakukan sejak perjalanan, pemondokan hingga tempat ibadah. ”Kami meng-cover seluruh pelayanan yang ada,” janjinya. Disinggung soal visa jamaah haji, Jamil menuturkan pada 21 Juli sudah ada 29.300 bisa yang sudah keluar. Targetnya, 42 ribu visa keluar pada enam hari pertama saat gelombang penerbangan jamaah dimulai. ”Untuk 160 ribu sampai penerbangan terakhir tanggal 4 September,” tandasnya. Jamil menambahkan, jamaah haji mulai masuk asrama pada 8 Agustus mendatang. Selanjutnya, pada 9 Agustus, gelombang pertama pemberangkatan jamaah hingga 21 Agustus. Lalu gelombang kedua dimulai 22 Agustus dan berakhir 4 September. Dia meyakini pengurusan visa tahun ini lebih baik dari sebelumnya. ”Sebelumnya pengurusan visa tidak berdasarkan urutan kloter. Sekarang prioritasnya jamaah yang berangkat pada kloter-kloter awal,” pungkasnya. (tyo)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: