Ada 2 Calon Haji asal Kuningan yang Meninggal

Ada 2 Calon Haji asal Kuningan yang Meninggal

KUNINGAN- Menyusul meninggalnya dua orang calon haji, Kemenag Kuningan saat ini tengah menunggu pengajuan surat pembatalan dari pihak keluarga. Surat ini sangat penting karena bukan hanya untuk proses pengembalian dana BPIH, tapi juga untuk proses pergantian calhaj. Sebab, tidak otomatis diganti ketika calhal meninggal. “Kalau calhaj meninggal sebelum berangkat itu bisa posisinya diganti oleh yang lain, asalkan ada surat laporan pemabatalan dari pihak keluarga yang meninggal kepada Kemenag. Surat ini akan kita laporan dan setelah ini proses pergantian bisa diproses,” ucap Kemenag Kuningan Drs H Undang Munawar melalui Kasie Penyelenggara Haji dan Umroh H Hamzah Rukmana MAg usai menghadiri acara manasik haji kolosal kepada Radar Kuningan, kemarin (25/7). Ia menerangkan, hingga saat ini  Kemenag belum menerima surat pembatalan dari pihak keluarga. Namun, sebelumnya pihak Kemenag sudah memberikan informasi agar membuat surat itu agar dana bisa dikembalikan dan posisinya bisa diganti. Dijelaskannya, karena proses pemberangkatan calhaj yang tergabung dalm gelombang pertama masuk ke kloter 5, maka pengganti calhaj ini akan masuk ke kloter 58 dan akan berangkat pada gelombang dua. “Sebenarnya tidak ada batas waktu, namun semakin cepat semakin baik, karena kalau mendekati waktu pemberangktan belum kelar juga maka dipastikan posisinya tidak diganti,” jelas Hamzah. Pihaknya berharap dari dua orang yang meninggal itu posisinya bisa diganti. Meski hanya dua orang namun tetap saja berguna. Sebab, kuota Kuningan hanya 782 orang ditambah cadangan 5 persen. Untuk kloter 5,  bakal berangkat tanggal 10 Agustus dengahn jumlah calahaj 444 orang. Sedangkan kloter 58 pada tanggal 30 Agustus dengan jumlah jamaah sebanyak 338. “Setelah selesaib manasik haji tingkat kabupaten serta manasik haji kolosal, maka para calhaj tinggal menunggu proses pemberangkatan. Mereka harus menjaga kondisi agar ketika berangkat kondisi badan vit,” ucap Hamzah lagi. Sementara itu, mengenai kegiatan manasik haji kolosal, Hamzah memuji komitmen pemerintah yang membantu para calhaj. Sebab, dalam manasik kolosal ini  akan diskenario seolah-olah jamaah calon haji sedang ikuti prosesi ibadah haji di Arafah, Mudzalifah dan Mina, meski tidak mungkin sama dengan kenyataan sesungguhnya, baik situasi maupun lokasi serta sarana dan prasarana lainnya. Adapun lokasi yang dijadikan area pelatihan itu berawal dari KIC Kuningan Islamic Centre) sebagai area Masjidil Haram, Lapang bola Kecamatan  Lebakwangi sebagai Arafah, Lapang bola Maleber sebagai Mudzalifah ( praktek pengambilan batu kerikil). Kemudian  Lapang Bola Windusengkahan sebagai area balang jumrah dan berakhir kembali ke KIC. (mus)    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: