Eredivisie, Ditinggal Pemain Bintang

Eredivisie, Ditinggal Pemain Bintang

AMSTERDAM - Status sebagai liga paling gemerlap telah ditanggalkan oleh Eredivisie sejak memasuki era 2000-an. Kini yang tersisa dari kasta tertinggi sepak bola Belanda itu adalah kemampuan mereka dalam mencetak pemain brilian yang kemudian dijual ke klub-klub tenar Eropa. *** Vincent Janssen menjadi buah bibir dua pekan lalu ketika menandatangani kontrak berdurasi empat musim bersama Tottenham Hotspur sejak pindah dari AZ Alkmaar setelah ditebus dengan banderol GBP 18,79 juta versi Transfermarkt (Rp323,78 miliar dengan kurs GBP 1= Rp17.186). Harga yang cukup pantas bagi striker yang mengakhiri Eredivisie musim lalu sebagai top scorer dengan torehan 27 gol. Apalagi, ketika merekrut Janssen dari Almere City, AZ hanya mengeluarkan GBP 340 ribu (Rp5,84 miliar). Janssen melakukan debut bagi The Lily Whites, sebutan Spurs, dalam agenda pramusim International Champions Cup (ICC) dengan catatan satu kali starter dan satu pengganti. Sayangnya, performa bomber 22 tahun tersebut masih jauh panggang dari api dengan baru mencatat satu tembakan, yakni ketika kalah 0-1 dari Atletico Madrid (29/7). Manajer Spurs, Mauricio Pochettino tidak terlalu kecewa dengan Janssen. Dalam pandangan pelatih asal Argentina itu, Janssen masih beradaptasi dengan gaya permainan Premier League. ”Memang benar bahwa kami menginginkan dia bisa mencetak gol,” kata Pochettino dikutip London Evening Standard. ”Namun, aku yakin dia masih membutuhkan waktu untuk berkembang,” tuturnya. Janssen sendiri mengungkapkan bahwa legenda Belanda Ruud van Nistelrooy-lah yang merekomendasikan klub London Utara itu kepadanya. ”Aku tidak bisa membeberkan semuanya karena itu percakapan pribadi,” jelasnya kepada Daily Mirror. ”Hanya, dia berpikiran bahwa klub ini (Spurs) bakal menjadi tempat yang tepat buatku. Dia berpikir aku bakal bermain bagus disini,” imbuhnya. Terkait dengan persaingannya dengan Harry Kane maupun Son Heung-min dalam memperebutkan slot lini depan, Janssen menanggapinya dengan enteng. Sebab, dia mengacu kepada jumlah laga Spurs yang harus dijalani sepanjang musim ini. Baik dari Premier League, Piala FA, Piala Liga, hingga Liga Champions. ”Ada sekitar 60 laga yang harus dijalani Spurs. Aku rasa aku bakal mendapatkan kesempatanku,” ucap Janssen. ”Itulah sebabnya mereka membutuhkan striker tambahan,” paparnya. Bergabungnya Janssen ke Spurs merupakan sebagian potret dari Eredivisie yang kini dikenal sebagai eksportir pemain-pemain bagus terutama ke lima liga elite Benua Biru. Janssen bukan pemain berstatus top scorer pertama yang dijual. Musim lalu, PSV Eindhoven melakukannya kala melego Memphis Depay ke Manchester United dengan banderol GBP 28,9 juta (Rp499,29 miliar). Memphis dilepas pasca mencetak 28 gol di semua ajang dengan 22 diantaranya diciptakan di Eredivisie. Manajer United saat itu, Louis van Gaal, mengatakan bahwa dia membeli winger 22 tahun tersebut karena ”terancam” dengan penawaran yang diajukan oleh wakil Ligue 1 Paris Saint-Germain (PSG). ”Aku terpaksa melakukannya karena kalau tidak, dia bisa hengkang ke PSG,” kata Van Gaal kepada BBC. Selain Memphis, ada tiga nama pemain lainnya yang langsung pergi setelah mendapat predikat pencetak gol terbanyak. Yakni Alfred Finnbogasson (Heerenveen/29 gol), Wilfried Bony (Vitesse Arnhem/31 gol), serta Bas Dost (Heerenveen/32 gol). Ini belum termasuk nama-nama yang menjadi pilar penting di dua klub terbesar Eredivisie, PSV dan Ajax Amsterdam. Selain Memphis, PSV juga kehilangan Georginio Wijnaldum setelah membawa klub berjuluk Boeren tersebut merengkuh gelar ke-22nya musim 2014-2015. Semusim sebelumnya, Daley Blind memutuskan hengkang dari Amsterdam ArenA, kandang Ajax Amsterdam, ketika menjadi kampiun musim 2013-2014. Praktis, pada musim ini, Eredivisie hanya menyisakan beberapa bintang di dalamnya. Sebut saja kiper Ajx Jasper Cillessen beserta sang kapten yang juga gelandang serang, Davy Klaassen. Padahal, penawaran terhadap keduanya juga tak pernah surut. Klaassen misalnya. Pemain 23 tahun itu mendapatkan tawaran menarik dari klub sekaliber Napoli. Namun, Klaassen memilih untuk bertahan di Amsterdam. ”Ketika mereka (klub) menghubungi dan menawariku bergabung dengan mereka, aku langsung mengatakan bahwa aku bertahan di Ajax,” cetus Klaassen kepada De Telegraaf. (apu/dns)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: