Rajungan Jadi Komoditas Ekspor Andalan Cirebon
CIREBON - Setiap pagi sampai menjelang siang hari, kaum perempuan di Desa Waruduwur, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon, sudah mulai sibuk bekerja. Pekerjaan yang mereka lakukan tidaklah lazim. Mereka mengupas kerasnya kulit rajungan. Kemudian mengambil daging hewan laut ini untuk dikemas dan dijual ke luar daerah. Bahkan, daging rajungan yang sudah dikupas bersih, oleh para bakul dijadikan komoditas ekspor. Negara yang menjadi tujuan ekspor komoditas ini seperti Singapura, Malaysia, Taiwan hingga Amerika Serikat. Menurut Kuwu Waruduwur Dudi Suaedi, kupas rajungan merupakan salah satu usaha yang dilakukan turun-temurun di wilayahnya. Setiap sudut desa, aktivitas ini tidak luput dari pandangan. Satu bakul bisa mempekerjakan 10 sampai 20 orang untuk mengupas kulit rajungan yang sebelumnya sudah direbus. “Kalau tidak direbus, akan sulit kulit rajungan dikupas dan dagingnya pun akan rusak,” ujarnya. Setelah kulitnya dikupas dengan hanya mengandalkan tangan dan alat pemecah, daging rajungan yang berwarna putih pucat itu dikumpulkan dan dikemas ke dalam toples bulat ukuran sedang. “Agar rasa dan kualitas daging tetap terjaga, daging yang sudah dikemas, dimasukkan ke dalam box es, sehingga tetap segar,” imbuhnya. Dudi menyebutkan, harga per kilo daging rajungan saat ini mencapai Rp 110.000 sampai dengan Rp 120.000. Tentu saja, harga seperti ini menguntungkan para bakul. Sehingga, mampu mendongkrak perekonomian masyarakat. “Pada bulan-bulan kemarin harga sangat jatuh, mencapai Rp 80.000/kg. Tapi, sekarang sudah naik lagi,” kata Dudi. Sebenarnya, industri rumahan kupas rajungan ini jika dikembangan secara optimal, mampu menggerakkan roda perokonomian masyarakat. Karena penyerapan tenaga kerja yang luar biasa. “Harus ada dukungan dari pemerintah daerah, apalagi daging rajungan ini salah satu komoditas ekspor andalan Kabupaten Cirebon,” pungkas Dudi. (jun)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: