2 Pasien Difteri Sudah Meninggalkan RS Gunung Jati
CIREBON - Penyakit difteri kembali menjangkit empat orang warga Kota/Kabupaten Cirebon. Keempat pasien difteri telah mendapatkan penanganan optimal di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Gunung Jati. Bahkan dua di antaranya sudah pulang ke rumah. Meskipun obat Anti Difteria Serum (ADS) masih kosong, penanganan diberikan dengan erytromisin. Kepala Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan (PMK) Dinas Kesehatan Kota Cirebon Trimulyaningsih SKM MKM mengatakan pasien dari Kota Cirebon sudah pulang dari RSUD Gunung Jati pada Sabtu (30/7). Pasien yang masih berusia 12 tahun itu sudah dinyatakan sembuh dari penyakit difteri dan boleh kembali beraktivitas seperti biasa. Memastikan virus difteri tidak menyebar, Dinas Kesehatan Kota Cirebon dan puskesmas turun ke masyarakat memberikan obat erytromisin. “Kami juga melakukan penyuluhan dan pengecekan kepada keluarga dan masyarakat sekitar,” ucapnya kepada Radar, Selasa (2/8). Stok obat pencegahan difteri yang dimiliki Dinkes Kota Cirebon dan puskesmas, ujar Trimulyaningsih, sudah dibagikan kepada masyarakat. Penyuluhan terhadap gejala dan penyebab difteri terus dilakukan agar ada antisipasi awal. Penyakit ini meskipun dapat menyebabkan kematian, dapat diobati dengan perawatan secara optimal di rumah sakit. Pasien difteri itu menambah daftar penderita penyakit yang sama di Kota Cirebon. Karena itu, Dinkes Kota Cirebon terus berkoordinasi dengan berbagai pihak agar tidak lagi ada difteri. Sementara itu, Kepala Bidang Pelayanan Medik RSUD Gunung Jati drg Liliana Muljadi atau akrab disapa dokter Siska menjelaskan, dua dari empat orang pasien difteri sudah dinyatakan sembuh dan boleh pulang. Pasien masuk sejak Rabu (27/7). Setelah dinyatakan difteri, langsung masuk ruang isolasi. Indikasi secara umum difteri dapat diketahui dari nyeri menelan, demam, pusing, batuk dan pemeriksaan di apus tenggorokan. Jika ditemukan virus difteri, harus diisolasi. Karena penyebarannya dapat dilakukan melalui udara. Karena itu, biasanya penyebaran difteri kepada kontak erat pasien. Biasanya, lanjut Siska, pasien difteri didominasi usia di bawah 17 tahun. Seperti terjadi pada beberapa bulan lalu. Warga dari berbagai daerah di wilayah III Cirebon terkena difteri dan ada yang meninggal. Kali ini, tiga dari empat pasien difteri di atas usia 17 tahun. Bahkan ada yang berusia 66 tahun. “Dua orang warga Kota Cirebon. Dua lainnya warga Kabupaten Cirebon,” ucapnya kepada Radar, kemarin. Secara nasional, lanjutnya, obat ADS stoknya habis. Karena itu, Kementerian Kesehatan menghubungi Biofarma selaku perusahaan yang membuat ADS untuk segera menyediakan obat ADS. Berdasarkan komunikasi yang dilakukan Siska dengan berbagai pihak terkait, Biofarma sudah menyediakan obat ADS sejak Senin (1/8) kemarin. Selanjutnya, setiap provinsi membeli dari perusahaan tersebut. Untuk Jawa Barat sendiri, pembelian ADS dilakukan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. Selanjutnya, Dinas Kesehatan Kota Cirebon/Kabupaten Cirebon meminta ADS tersebut. “Kami berharap semakin cepat datang obatnya, itu lebih baik,” ucapnya. (ysf)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: