Jagal Cirebon Juga Tolak Jeroan Impor

Jagal Cirebon Juga Tolak Jeroan Impor

CIREBON - Selain daging sapi, pejagal di Cirebon juga menolak kebijakan jeroan impor. Karena yang dinilai dapat membunuh para peternak. \"Bukan saja wacana kebijakan daging sapi impor India. Tapi jeroannya juga impor. Itu kan lucu? Gimana mau menyesejahterakan kita, kebijakan ini sangat membunuh kami,\" beber Humas Jagal Pemotongan Sapi Cirebon, Mantri Yudi Lumanhakim. (Baca: Penjagal Cirebon Tolak Daging Sapi Impor, Ini Alasannya ) Yudi juga merasa aneh dengan kebijakan yang terus digagas pemerintah, namun ternyata dilanggar. Seperti yang terjadi Ramadan yang lalu, pemerintah memperbolehkan bakalan sapi 300 kilo untuk dipotong. \"Kan aturannya enggak boleh. Mungkin kebijakan itu dilanggar karena saat Lebaran Idul Fitri lalu harga daging sapi lagi mahal-mahalnya. Tapi kan enggak bisa begitu, namanya aturan yang sudah dibuat jeh masa dilanggar lagi,\" paparnya. Harga daging sapi di pasaran memang diakui Yudi belum stabil. Karena harga bakalan dan biaya produksi masih tinggi. Dia menyebutkan, harga daging sapi per kilo dari Jagal dihargai Rp 100-105 ribu. Kemudian harga di tingkat Pasaran Rp 115-120 ribu/kg. Sedangkan karkas sapi dari jagal dibanderol Rp 89-90ribu. Adapun harga di tingkat pasaran Rp 95-100 ribu/kg. \"Ya gimana enggak mahal, kan sekarang semuanya mahal. Kami mematok harga ini bukan mencari untung banyak, tapi sudah hitung-hitungan belanja bakalan dan biaya ternak juga biaya lainnya,\" ujarnya. \"Untuk stok sapi kurban saat idul adha nanti saya rasa aman-aman saja tidak ada kendala, karena kita juga jualannya lagi sepi,\" imbuhnya. (via)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: