Warga Cikalahang Ngamuk, Terpaksa Tutup Pipa PDAM
CIREBON- Amarah warga Blok 2 Desa Cikalahang, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, ditumpahkan kemarin. Itu setelah proses audiensi dengan direksi PDAM Tirta Jati Kabupaten Cirebon buntu. Aliran sumber mata air di Blok 2 Sukasirna ke pipa PDAM ditutup rapat warga. Penutupan tersebut langsung dipimpin Kepala Dusun Blok 2, Imam Prayogi. “Aksi ini spontan karena warga kesal dengan PDAM,” jelas Imam kepada Radar usai menutup aliran air ke pipa PDAM. Menurutnya, PDAM telah melakukan kecurangan dalam pembagian porsi sumber mata air. Sesuai perjanjian awal dibangunnya Proyek Air Bersih (PAB atau cikal bakal PDAM, red) pada tahun 1978, pemanfaatan sumber mata air itu dibagi 40 persen untuk PAB dan 60 persen untuk warga. Tapi seiring berjalannya waktu, dua pipa hasil kesepakatan itu diputus. Satu pipa yang disebut-sebut tempat pembuangan, justru dipakai oleh PDAM. “Selidik demi selidik, pipa lama milik PAB itu dipotong dan ditutup dengan batu dan tanah,” ungkap Imam. Seperti diketahui, penampungan air di Blok 2 Cikalahang bukan milik PDAM. Itu merupakan hibah dari masyarakat mengingat sumber air itu untuk kebutuhan masyarakat di wilayah utara seperti Kapetakan, Gegesik dan Arjawinangun. “Di dalam penampungan itu ada tiga pipa besar milik PDAM. PDAM melakukan kecurangan dengan menjebol bagian bawah penampungan air dan menutup sumber mata air untuk kebutuhan warga. Ini kecurangan yang dilakukan PDAM,” jelasnya. Lebih lanjut dia mengatakan, kecurangan PDAM juga dilakukan dengan menutup sumber mata air milik warga dengan 25 karung. Dia pun menilai wajar ketika amarah warga memuncak dan tidak bisa dibendung. Sebab, kebutuhan air di pemukiman sekitar sumber mata air berkurang drastis. Untuk masuk ke dalam ruang penampungan air, terpaksa warga membuka dua gembok menggunakan palu dengan paksa yang ada di atas penampungan air. “Gimana tidak berkurang, sumber mata air diambil semua oleh PDAM. Tapi, kini sumber mat air itu kembali mengalir dengan deras setelah warga membongkar semua karung yang menutup aliran sumber mata air di dalam penampungan,” jelasnya. Hal senada diungkapkan pemilik lahan sumber mata air, H Andi. Dia mengatakan aksi warga dengan menutup aliran sumber mata air ke pipa PDAM sebagai puncak kemarahan. Sebab, persoalan ini sudah bertahun-tahun tanpa solusi. Apalagi, apa yang dilakukan oleh PDAM ini merugikan masyarakat lantaran kebutuhan air untuk sawah dan rumah tangga berkurang secara drastis. “Gimana tidak marah, sumber mata air ditutup oleh PDAM. Jadi warga tidak punya air karena sumber mata air di desa kami diperjualbelikan oleh PDAM. PDAM itu mengambil air tidak menggunakan modal. Tinggal pasang pipa, air mengalir,” kata Andi. Dia menambahkan, saat ini posisi PDAM sedang mati suri mengingat sumber mata air yang mengalir ke pipa PDAM di Desa Cikalahang Blok 2 Sukasirna sudah ditutup warga. Apalagi, PDAM tak izin dengan pemilik lahan. “Sumber mata air yang ada di tanah miliki saya. Tentu masalah air ini saya kembalikan lagi ke warga untuk memanfaatkan dan menggali potensinya. Kalau PDAM bicara masalah pelanggan, kami di sini bicara soal kebutuhan air. Selama 30 tahun PDAM tidak pernah menganggap pemilik tanah maupun memperhatikannya,” tegasnya. (sam)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: