Relokasi Warga Randusari, Cibeureum; Baru 25 Bangun Rumah
Pembangunan Waduk Cileuweung memasuki babak baru. Tuntasnya pembuatan terowongan yang berada di dasar waduk, berimbas terhadap penduduk di dua RT, Desa Randusari, Kecamatan Cibeureum. Laporan: Agus Panther, Kuningan BETAPA tidak, rumah warga yang berada tepat di sisi sungai Cikaro itu harus direlokasi lantaran terkena dampak pembangunan waduk. Bagaiamana persiapan pemerintah memindahkan ratusan rumah itu? Waduk Cileuweung jika sudah rampung, akan menjadi waduk terbesar kedua di Kabupaten Kuningan setelah Waduk Darma. Ratusan miliar rupiah digelontorkan pemerintah pusat melalui APBN untuk pembangun waduk yang rencananya selesai dibangun tahun 2018 tersebut. Nantinya, air dari waduk ini akan dialirkan ke wilayah Jawa Tengah dan juga areal pertanian di wilayah Kuningan timur. Tak hanya berfungsi untuk pengairan, waduk ini juga bisa dimanfaatkan untuk pembangkit listrik dan juga pariwisata. Itu berarti akses ekonomi masyarakat akan terangkat. Tapi pembangunan waduk itu memerlukan pengorbanan dari masyarakat setempat yang sudah bermukim sejak ratusan tahun lalu. Tercatat ada lima desa yang terkena dampak keberadaan Waduk Cileuweung. Antara lain Desa Randusari, Kawungsari, Sukarapih, Kecamatan Cibeureum. Dua desa lagi yakni Tangjungkerta dan Simpayjaya, Kecamatan Karangkancana. Dari lima desa, ternyata seluruh warga Kawungsari harus direlokasi ke tempat yang baru. Pasalnya, desa ini menjadi dasar dari waduk dan dipastikan akan tenggelam jika waduk sudah selesai pembangunannya. Penduduk lainnya yang terpaksa harus meninggalkan tanah kelahirannya dan pindah ke tempat baru yaitu dua RT di Desa Randusari, Kecamatan Cibeureum. Pemerintah saat ini sedang membangun rumah bagi warga Randusari yang terkena relokasi. Jumlah rumah di kedua RT tersebut adalah 54 rumah. Pemerintah baru mampu membangun sebanyak 25 unit rumah di tempat relokasi seluas satu hektare tersebut. Sisanya baru akan dibangun kembali di tahun 2017. Rumah yang disediakan bagi warga itu setara dengan tipe 36. Antara lain dua kamar, satu ruang tamu dan kamar mandi. Sedangkan untuk dapur, diserahkan pembangunannya kepada pemilik rumah. Kepala Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya (DTRCK) HM Ridwan Setiawan SH MH Msi kerap mendatangi lokasi pembangunan rumah bagi warga yang terkena dampak pembangunan waduk. Ridwan memastikan, rumah ini sangat layak ditempati oleh warga. Pemerintah juga akan membangun fasilitas publik di tempat yang baru. “Lahannya seluas satu hektare, dan proses pembangunannya sedang berjalan. Pak bupati pernah meninjau langsung pembangunan rumah tersebut. Selain itu, tim dari Kementrian PU dan Perumahan juga sudah melihat perkembangan pembangunan rumah di tempat relokasi,” kata Ridwan kepada Radar Kuningan. Kabid Jasa Konstruksi dan Perumahan DTRCK Drs H Ono Darsono menambahkan, di Desa Randusari ada 54 rumah yang penghuninya harus pindah ke lokasi baru. Setiap rumah yang dibangun pemerintah, memiliki luas 120 m2. Selain itu, warga Tanjungkerta juga ada yang direlokasi ke tempat yang baru. “Untuk warga Kawungsari yang harus direlokasi sebanyak 243 rumah. Pemerintah sudah merencanakan merelokasi mereka ke Sumurwiru. Lahan yang disiapkan untuk warga Kawungsari seluas 7,5 hektare di lahan milik Perhutani. Saat ini, pemerintah tengah melakukan lobi dengan Perhutani,” jelas Ono. Waduk Cileuweung sendiri memiliki luas 284,45 hektare. Saat ini pengerjaan waduk terus dilakukan oleh kontraktor di bawah pengawasan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung. Berdasarkan data, pembangunan waduk berlangsung multi year dan semua anggaran berasal dari APBN, termasuk juga pembangunan rumah bagi warga yang direlokasi. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: