Liga Champions, Kami Datang!

Liga Champions, Kami Datang!

0 AS Roma vs 3 FC Porto (Porto ke Fase Grup karena Menang Agregat 3-0) ROMADragao deixa Roma a Arder. Sang Naga Membakar Roma. Begitulah judul yang dipilih oleh harian Portugal A Bola menyambut kemenangan besar tiga gol Porto yang dibukukan di Olimpico, kandang Roma, dinihari kemarin (24/8). Kemenangan Porto ini sangatlah dramatis. Sebab, sejatinya, peringkat ketiga Primeira Liga musim lalu itu kurang begitu diunggulkan. Itu mengacu kepada statistik pasukan Nuno Espirito Santo itu setiap kali melawat ke tanah Italia. Terakhir kali Porto bisa mereguk kemenangan adalah fase grup Liga Champions musim 1996-1997 silam. Saat itu, Porto menang 3-2 di San Siro, markas AC Milan. Namun, Roma dibuat tak berdaya dengan gol-gol yang dilesakkan oleh Felipe Augusto (8\'), Miguel Layun (73\'), dan Jesus Corona (75\'). ”Tempat Porto adalah di Liga Champions!” ujar Layun seusai pertandingan seperti dilansir oleh situs resmi UEFA. Sementara bagi Roma, kegagalan mereka melangkah ke fase grup semakin mempertegas bahwa klub-klub Italia tidak berjodoh dengan babak play-off. Sebab, sejak 2010, baru AC Milan saja yang mampu melenggang setelah menjungkalkan raksasa Belanda PSV Eindhoven dengan agregat 4-1. Allenatore Luciano Spalletti pun menyebut bahwa sejak awal mereka sudah tidak menampilkan permainan terbaik. Tepatnya kala gawang Wojciech Szczesny pertama kali bobol oleh Felipe yang memanfaatkan tendangan bebas dari Otavio Edmilson. ”Kami tidak mengontrol bola dengan baik,” keluh Spalletti kepada Mediaset Premium. ”Setelah kebobolan, kami tidak bisa mengatur permainan kami dengan baik,” ujarnya. Kekalahan Giallorossi, julukan Roma, sebenarnya begitu terasa ketika allenatore Luciano Spalletti memilih untuk melakukan perubahan yang cukup aneh. Yang pertama, dia tidak menggunakan formasi regulernya, 4-3-3. Melainkan menggunakan skema 4-4-1-1 dengan komposisi yang tidak lazim. Paling kentara adalah menggeser Daniele De Rossi yang selama ini berposisi gelandang bertahan menjadi bek tengah bertandem dengan Kostas Manolas. Kemudian, Leandro Paredes yang sebelumnya disebut tidak tampil karena mengalami cedera minor di betisnya ketika melawan Udinese diturunkan menopang Kevin Strootman dengan Radja Nainggolan menjadi second striker di belakang Edin Dzeko. Spalletti menjelaskan, masuknya De Rossi sebagai bek tengah dikarenakan dia tidak memiliki opsi lain bek yang bisa mempertahankan bola dengan baik setelah Thomas Vermaelen dikartu merah di leg pertama (18/8). ”De Rossi memiliki kemampuan untuk menempati posisi itu,” terang Spalletti seperti dilansir Football Italia. ”Aku rasa itu bakal menjadi perannya di masa mendatang setelah dia mampu menginterprestasi perannya di lini tengah dengan baik,” tuturnya. Komposisi ini membuat Roma hanya garang pada menit pertama saja, ketika Nainggolan mendapat peluang bagus hasil kerjasamanya dengan De Rossi dan Strootman. Namun, setelah itu, permainan Roma mulai berantakan. Tidak hanya dengan gol yang dicetak oleh Porto. Namun juga kartu merah yang diberikan oleh wasit Szymon Marciniak kepada De Rossi di menit ke-39. Rossi langsung diusir karena menekling keras bek kiri Maxi Pereira. Ini merupakan kartu merah ke-14 yang diterima gelandang berusia 33 tahun tersebut, 12 di antaranya merupakan kartu merah langsung. Setelah De Tossi, Emerson menyusul 11 menit kemudian karena melanggar Corona. Hanya bermain dengan sembilan orang, Roma tidak banyak melakukan upaya berbahaya dengan hanya melakukan tujuh shot off target. ”Segalanya menjadi lebih sulit dengan hanya sembilan orang,” kata Spalletti. ”Kami tidak mendapat kesempatan menyerang balik,” lanjut arsitek berusia 57 tahun tersebut. Lebih lanjut, fans pun mulai bereaksi dengan kekalahan tersebut. Salah satunya dengan mendesak Il Lupi, julukan lain Roma, agar membeli gelandang. Sebab, selama ini, pusat serangan Roma selalu diarahkan kepada Nainggolan. ”Spalletti tidak bisa menutup mata bahwa mereka membutuhkan gelandang berkualitas. Mereka harus mendatangkannya sebagai ganti tidak lolos ke Liga Champions,” kritik penyiar radio Roma Luca Valdiserri dikutip dari Forza Roma. Nama playmaker Fiorentina, Borja Valero, pun kembali masuk kedalam radar Roma. EUR 20 juta (Rp298,90 miliar) pun menjadi harga yang dipatok jika ingin merekrut Valero. Namun, Direktur Sepak Bola Walter Sabatini mengatakan bahwa mereka tidak akan melakukan kegiatan apapun di bursa transfer hanya karena tersingkir dari Liga Champions. ”Janganlah membahas Valero,” kata Sabatini kepada Football Italia. ”Kami punya strategi dan kami bakal berpegang pada hal itu,” tambahnya. Terpisah, Santo menyebut bahwa mentalitas untuk mengatasi atmosfer Olimpico menjadi kunci utama. ”Berkat itu, kami bisa menetralisir Roma. Inilah Roma yang kami mau,” jelas eks entrenador Valencia itu dilansir oleh Football Italia. (apu)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: