Balaikota tanpa Musala, Pengunjung Bingung
KEJAKSAN – Di tengah proses renovasi gedung Sekretariat Daerah, Balaikota Cirebon kini tidak memiliki musala representatif. Sejumlah tamu yang datang berkunjung ke balaikota dibuat kebingungan saat hendak menunaikan salat. Tidak adanya musala juga dikeluhkan pegawai setda. “Kita kalau mau salat susah. Sempit dan berdesakan,” ucap salah satu pegawai setda yang enggan diungkapkan identitasnya, kepada Radar, Kamis (25/8). Terkait keluhan itu, Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekretariat Daerah Kota Cirebon, Dra Hj Ita Rosita mengatakan, musala untuk ukuran besar memang tidak ada, karena musala lama sudah diruntuhkan berbarengan dengan gedung setda. Keterbatasan tempat yang ada diakuinya kerap membuat pegawai berdesakan terutama di waktu salat. “Ada musala kecil sekali. Sempit. Kita ingin yang besar, tetapi ruangannya terbatas. Pegawai saja berdesakan begini,” ucapnya. Walaupun tidak ada musala yang representatif, Bagian Kesra Setda sudah bekerjasama MoU dengan Masjid Al-Furqon Jalan Tenda Barat, untuk aktivitas salat jumat bagi pegawai Setda dan Balaikota. Bahkan, penceramah dan kebutuhan masjid dibiayai Kesra Setda. Namun, kondisi ini tidak bisa terus berjalan. Karena itu, Ita Rosita sendiri mempertanyakan waktu pembangunan gedung setda. Kalau tidak segera dibangun dan selesai, sarana ibadah representatif tidak kunjung terwujud. Padahal, salat merupakan ibadah wajib bagi setiap orang yang dilakukan sehari lima kali. Melihat kondisi ini, perempuan berkerudung itu hanya dapat memasrahkan kepada waktu pembangunan gedung setda. “Kita ingin banget ada mushola yang nyaman. Tapi kondisinya begini,” ucapnya pasrah. (ysf)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: