Waduh, Rumah Kos Sering Jadi Tempat Transaksi dan Pesta Sabu

Waduh, Rumah Kos Sering Jadi Tempat Transaksi dan Pesta Sabu

CIREBON - Pelaku penyalahgunaan narkotika di Kota Cirebon masih didominasi pengguna sabu-sabu. Salah satu faktornya, karena efek dan reaksi sabu lebih hebat ketimbang narkotika jenis lainnya. Hal tersebut disampaikan Kasat Narkoba Polres Cirebon Kota, AKP Rizka Fadhila. Menurut Rizka, dari 50 kasus penyalahgunaan narkotika yang terjadi antara rentang Januari 2016 hingga Juli 2016, sebagain besar tersangka dengan kepemilikan sabu-sabu. Selain karena efek yang ditimbulkan lebih hebat, sabu-sabu kini tak lagi mahal seperti dulu. “Ada beberapa tersangka yang kita tangkap, bahkan berasal dari kalangan tidak mampu. Jadi sabu sudah tidak seeksklusif dulu,” ujar Rizka. Kini dengan uang Rp 200 ribu, para pelaku bisa mendapatkan sabu paket hemat. Di mana bisa dipakai untuk satu orang dengan delapan sampai 10 kali pemakaian. “Ada yang dipakai sendiri, ada yang patungan,” imbuhnya. Dari 50 kasus sampai bulan Juli 2016, pihaknya sudah menangkap 56 tersangka. Jumlah tersebut di antaranya pengguna, kurir, dan para pengedar. “Untuk bandar besarnya tentunya masih kita cari,” tuturnya. Menurut Rizka, saat ini para bandar dan pengedar sudah semakin rapi dalam beraksi. Mereka jarang sekali bertransaksi secara langsung bertemu muka. Biasanya untuk memutus jaringan dan menghindari polisi, transaksi dilakukan dengan sistem transfer dan barang ditanam di tempat yang disetujui. Untuk tempat, para pelaku penyalahgunaan narkotika bisa di mana saja. “Mereka semakin pintar, tapi kita tidak boleh kalah. Istilah kerjanya, mereka tanam ranjau, tidak saling kenal dan belum pernah bertemu. Itu untuk memutus jaringan,” bebernya. Untuk di kota Cirebon tempat yang paling sering dijadikan pesta atau tempat bertransaksi narkotika adalah rumah kontrakan atau kamar kos. Karena itu masyarakat diminta proaktif. “Segera laporkan ke polisi jika di wilayahnya ada aktivitas mencurigakan. Sering kumpul-kumpul hingga larut malam. Dan kelompok ini biasanya tertutup dengan lingkungan sekitar,” pungkasnya. (dri)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: