Sulitnya Mengejar Jabar Kahiji

Sulitnya Mengejar Jabar Kahiji

BANDUNG - Slogan Jabar Kahiji yang dicetuskan Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan (Aher), rupanya dengan nyata dijalankan kontingen Jabar. Per Minggu malam (25/9), Jabar sudah mengamankan 166 medali emas. Sedangkan, Jatim dan dan Jakarta saling berpacu untuk memperebutkan posisi kedua di klasemen umum perolehan medali. Kondisi itu membuktikan bahwa sulitnya kontingen lain mengejar perolehan medali emas dari tuan rumah Jabar. Bahkan Jatim pun secara realistis hanya mengejar posisi runner-up. Erlangga Satriagung, Ketum KONI Jatim kemarin (25/9) menerangkan kalau lawan sebenarnya adalah Jakarta. \"Sudahlah, kalau Jabar, sulit buat kita untuk mengejar,\" terangnya. Meski demikian, dia mengkritisi langah yang diambil PB PON dan Jabar selaku tuan rumah yang kerap memunculkan kontroversi di sejumlah cabor. Pada PON kali ini setidaknya ada 157 nomor event yang memiliki tingkat subjektifitas tinggi. Situasi itu membuat Jatim pun sudah realistis untuk hanya mempertahankan posisi runner-up. \"Bagi kami, ini PON yang terburuk, banyak muncul tindakan unfair yang dilakukan tuan rumah,\" katanya. Dia melanjutkan, jikalau Jabar bermain dengan sportif pun, mereka masih akan bisa mengamankan posisi juara umum. Dengan catatan, 200-an medali tambahan dari PON sebelumnya bisa dimaksimalkan Jabar. Karena sebagai tuan rumah, Jabar punya kewenangan untuk mengusulkan cabor yang dipertandingkan. Hal yang sama disampaikan Dhimam Abror Djuraid, ketua Bapel Puslatda Jatim. Menurut Abror, Jatim memang masih berpeluang untuk menambah perolehan medali emas dari cabor lumbung medali yang tersisa. \"Di tenis meja, meski kami gak sekuat empat tahun lalu, kami masih berharap tiga medali emas bisa diraih dari nomor perorangan,\" bebernya. Terpisah, Djamhuron P Wibowo, ketua Kontingen DKI Jakarta menegaskan kalau pihaknya belum angkat bendera putih. \"Meski berat mengejar Jabar, kami masih punya empat hari untuk dimaksimalkan,\" sebutnya. Berkaitan dengan persaiangan dengan Jatim, Djamhuron menerangkan Jatim memang menjadi pesaing terberat buat timnya. Sedangkan untuk dinamika yang terjadi pada PON kali ini, dia melihat bahwa harus ada perubahan yang signifikan untuk evaluasi PON berikutnya. (nap/nes)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: